Ini Kata Prabowo hingga Jokowi Soal Jakarta yang Akan Tenggelam

Kamis, 17/10/2019 18:29 WIB
Jakarta akan tenggelam (YouTube/YtCrash)

Jakarta akan tenggelam (YouTube/YtCrash)

Jakarta, law-justice.co - DKI Jakarta tengah menghadapi masalag yang serius, kota metropolitan tersebut terancam tenggelam.

Isu ini memang bukan isu yang baru. Sudah banyak tokoh yang menyuarakan bahaya dari penurunan permukaan tanah di Jakarta. Jika tidak ditangani, bukan tidak mungkin kota ini akan tenggelam.

Beberapa kajian menyebutkan bahwa di Jakarta Utara penurunan permukaan tanah mencapai 7,5-18 cm per tahun. Bahkan hingga 2013 penurunan permukaan tanah sudah mencapai 40 meter. Penyebabnya lantaran penggunaan air tanah melalui sumur bor yang berlebihan, demikian dilansir dari Detik.com, Rabu (16/10/2019).

Tokoh-tokoh yang pernah bersuara terkait masalah ini mulai dari Prabowo Subianto hingga Joko Widodo. Tak hanya itu, 3 menteri kabinet Jokowi-JK juga pernah menyuarakan hal yang sama.

1. Prabowo

Prabowo pernah berbicara tentang air laut di utara Jakarta bisa naik sampai wilayah Jakarta Pusat. Hal tersebut disampaikan Prabowo saat menjadi pembicara dalam Indonesia Economic Forum 2018. Awalnya dia berbicara soal dunia yang akan menghadapi defisit air pada 2025.

"Dunia akan menghadapi defisit di air bersih pada 2025. Itu nggak lama lagi. Kita lihat sekarang dengan climate change. Ada kekeringan di California," kata Prabowo di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Prabowo menyebut prediksi yang ia sampaikan itu merupakan data dari United Nations (UN) alias PBB. Ia mengatakan air laut dari Tanjung Priok, Jakarta Utara, akan sampai ke Bundaran HI hingga Istana Negara, Jakarta Pusat.

"United Nations (UN) memprediksi bahwa air dari Tanjung Priok di 2025 akan sampai di (Hotel) Kempinski, di Grand Hyatt. Air dari Tanjung Priok akan sampai Bundaran HI, permukaan air terus naik 5 cm setiap tahun," kata Prabowo.

2. Basuki Hadimuljono

Basuki menanggapi ucapan Prabowo Subianto. Dia membenarkan pernyataan itu karena berdasarkan data penurunan permukaan tanah di Jakarta Utara 10-12 cm per tahun. Ada kenaikan permukaan air laut setiap tahunnya.

"Kan saya pernah bilang dulu 15 tahun lagi akan tenggelam, atau kita harus bikin tanggul karena tidak ada satupun sungai di Jakarta yang bisa mengaliri ke laut dengan kecepatan penurunan tanah 10-13 cm per tahun," kata Basuki di Istana Bogor, Rabu (21/1/2018).

Dengan penurunan permukaan tanah itu, kata Basuki maka muncul program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau tanggul laut raksasa sebagai langkah antisipasi.

"NCICD itu tanggul laut, itu betul Pak Prabowo kalau menurut hitungan, makanya ada istilah NCICD sebagai protection, jadi bukan untuk banjir atau untuk apa, tapi penanggulangan lingkungan," tambah dia.

3. Bambang Brodjonegoro

Bambang berbicara tentang Jakarta tenggelam jauh sebelum Prabowo. Kala iti dia tengah meninjau pembangunan proyek tanggul pengamanan pantai paket 2 di Kalibaru Cilincing, Jakarta Utara. Bambang dijadwalkan hadir bersama dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

Sambil menunggu Sandiaga yang belum tiba di lokasi, Bambang diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi pembangunan proyek tanggul pengaman pantai Jakarta dan rencana pembangunan ke depannya.

"Dengan bahaya tingkat penurunan permukaan tanah di Jakarta yang saat ini semakin meningkat, pada tahun 2030, kondisinya Jakarta akan terkena ancaman banjir dari laut di seluruh wilayah Jakarta Utara. Lalu ada juga potensi banjir yang datang dari gunung. Jadi dia akan terancam banjir besar dari dua arah, di mana Jakarta utara dan sebagian wilayah Jakarta Pusat akan terdampak," kata Bambang kepada Sandi, di dalam ruang rapat lokasi proyek di Kalibaru, Jakarta Utara, Jumat (8/12/2017).

Kata Bambang, untuk menyelamatkan Jakarta dari bahaya tenggelam atau banjir besar tak cukup hanya dilakukan lewat pembangunan tanggul pantai. Pasalnya, kecepatan penurunan permukaan air tanah tak bisa terfasilitasi oleh tingginya tanggul pengaman pantai yang telah dibangun. Hal tersebut telah terbukti di wilayah Kalibaru pada November lalu yang wilayahnya terkena limpahan banjir rob.

"Jadi kuncinya bukan cuma bangun tanggul. Bukan tanggulnya juga yang kurang tinggi tapi tanahnya yang turun. Jadi tinggi muka air laut terus naik dari 233 cm ke 255 cm di 2017. Itu terjadi karena serapan air tanah itu terus berkurang," tutur Bambang.

4. Ignasius Jonan

Sosok yang paling baru menyuarakan permasalahan ini adalah Menteri ESDM Ignasius Jonan. Pihaknya melalui Badan Geologi sudah melakukan kajian terkait penurunan permukaan tanah. Tercatat hingga 2013 permukaan tanah di Jakarta sudah turun 40 meter dari asalnya, khususnya di Jakarta bagian utara.

"Itu dalam jangka waktu mungkin 50-100 tahun. Tapi belakangan membaik. Dalam 4 tahun (sejak 2013-2018) permukaan air tanah sudah naik dari penurunan 40 meter jadi ke 35 meter," ujarnya dalam acara Media Gathering `Selamatkan Air Tanah Jakarta, Sekarang atau Tunggu Jakarta Tenggelam di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Menurut catatannya penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta Utara bisa mencapai 12 cm per tahun. Jonan menilai catatan itu sudah cukup mengkhawatirkan dan patut untuk diberi perhatian khusus.

"Coba kalau 10 cm per tahun saja, itu 10 tahun sudah 1 meter. Kalau 50 tahun sudah 5 meter. Jadi ini persoalan yang menurut saya jadi persoalan bersama," ujarnya.

Masuknya air laut ke wilayah Jakarta sudah menimbulkan intrusi atau masuknya air laut ke pori-pori batuan yang mencemarkan air tanah. Menurut catatan Badan Geologi intrusi air laut sudah mencapai wilayah Monas bagian utara.

5. Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan potensi Jakarta tenggelam saat menggelar rapat terbatas dengan para menteri. Rapat tersebut membahas National Capital Integrated Coastal Development.

Saat itu Jokowi bilang, Jakarta sebagai ibu kota negara harus punya ketahanan dan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan. Mitigasi penurunan permukaan tanah pun menjadi salah satu fokus.

Jokowi mendapatkan data bahwa penurunan muka tanah di DKI sudah sangat mengkhawatirkan, yaitu 7,5-12 cm. Bahkan dia bilang, Jakarta bisa tenggelam pada 2030.

"Diperkirakan seluruh Jakarta Utara di bawah permukaan laut pada 2030. Akibatnya saat tersebut 13 sungai yang melewati Jakarta tidak bisa alirkan airnya ke Teluk Jakarta," kata Jokowi di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 27 April 2016 lalu.

"Jadi jangan dipersempit yang berkaitan dengan reklamasi Jakarta, dan pada sore hari ini kita tidak berbicara masalah hukum yang berkaitan dengan reklamasi, meskipun di sini kita undang KPK," katanya

(Regi Yanuar Widhia Dinnata\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar