Sindir Budiman Sudjatmiko, Ananda Badudu: Punya Power Diam Saja

Selasa, 15/10/2019 15:58 WIB
Ananda Badudu, musisi (Vertanews.id)

Ananda Badudu, musisi (Vertanews.id)

Jakarta, law-justice.co - Musisi sekaligus aktivis Ananda Badudu menanggapi cuitan politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

Sebelumnya Nama Budiman Sudjatmiko akhir-akhir ini ramai diperbincangkan karena membandingkan Awkarin dengan Tri Mumpuni. Kali ini dia jadi omongan kembali setelah Ananda Badudu mengomentari cuitannya.

Komentar ini berawal dari cuitan Budiman yang menyebut soal penyakit laten orang-orang pintar. Dia juga mengatakan kalau orang Indonesia kurang melakukan pemikiran yang kritis.

"Saya jadi melihat kita diam-diam mengidap penyakit laten bahkan di antara orang-orang pintar & free thinker versi NKRI: tak ada tradisi critical & analytical thinking..Persis yang pernah kukeluhkan bulan lalu: tradisi filsafat analitis Inggris kurang digeluti di sini," tulis @budimandjatmiko pada Senin (14/10/2019) seperti melansir suara.com.

Menurut Ananda Badudu, penyakit laten orang-orang pintar ini bisa ada karena mereka yang punya kuasa hanya diam saja.

"Boro boro critical & analytical thinking pak, baru mau diskusi aja udah dibubarin. Buku masih dipajang di toko udah disweeping. Masih tanya kenapa ga ada budaya kritis? ya karena bapak dkk yang punya power dan posisi diam saja melihat semua itu," balas @anandabadudu.

(suara.com)

 

Cuitan tersebut telah mendapatkan lebih dari 4 ribu retweet dan 6 ribu like sejak diunggah Senin (14/10/2019).

Ananda Badudu juga sempat mendukung Awkarin yang dibandingkan Budiman Sudjatmiko dengan Tri Mumpuni.

"Maju terus Awkarin, we love you," cuit Ananda.

Mengenai buku disweeping sebagaimana disinggung Ananda Badudu, kejadiannya pernah terjadi di bulan Agustus lalu. Buku-buku berbau komunis disita ormas.

Seperti yang dilakukan ormas yang menamakan diri Brigade Muslim Indonesia (BMI) saat melakukan razia di toko buku Gramedia di Makassar, Sulawesi Selatan. Foto saat mereka melakukan sweeping buku berbau komunis ini tersebar di media sosial dan mendapat banyak kritik.

Sebab buku yang mereka sita justru buku karya Romo Magnis yang mengungkapkan bahwa sang penulis menyampaikan kritik dan pandangannya yang berlawanan dengan Marx dan komunis.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar