Sandri Rumanama, aktivis dan pengamat sosial

Protes Warga Maluku Pada Jokowi: Surat Duka untuk Presiden

Senin, 14/10/2019 19:48 WIB
Pengungsi Ambon (Beritagar.id)

Pengungsi Ambon (Beritagar.id)

Jakarta, law-justice.co - Maaf Bapak Presiden, rasa nasionalisme kami tak bisa digadai oleh janji.

Tak ada niat mengkhianati sumpah, tak ada maksud agar menjadi separatis, tapi sudah kelewatan naif, negara menghardik kami bangsa Maluku, surat ini adalah suratan isi hati yang mulai frustasi, walapun bagi kami NKRI harga mati.

Kecewanya beta menjadi warga negara dibawah nahkodamu pak, Wamena membara, Ambon berduka, entah kapan berakhir pak? Bukan kuasamu untuk bencana ini, namun kebijakan & keberpihakanmu yang kami tunggu (immediately promise), pak 1216 kali gempa susulan menghantam Ambon dan sekitarnya, masyarakat yang berusaha menyalamatkan diri, dianggap sebagai beban negara, betapa kejamnya pak terhadap kami warga negaramu.

Kurang lebih dua pekan masyarakat dalam bayang-bayang ketakutan, 51 jiwa jatuh korban (meninggal). Sementara, korban luka dari berat hingga ringan sebanyak 1.578 jiwa. Pengungsi mencapai 170.900 jiwa, jumlah rumah rusak berat terdampak gempa mencapai 1.273 unit, rumah sedang sebanyak 1.837 unit, dan rusak ringan sebanyak 3.245 unit. Sementara untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum fasos) yang rusak mencapai 512 unit.

Gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis membebani, bayang bayang getaran gempa membekas membentuk suatu sindrom psikologi sampai berdampak pada sisi kesehatan saraf seperti (panic attack), begitulah kondisi saat ini, tapi saya tak pernah mendengar ucapan bela sungkawa & permintaan doa dari istana untuk basudara ditanah Ambon.

Betapa bejatnya pak, negara tak pernah memperdulikan lagi nilai kemanusian dan lebih mengutamakan hajat politik (Humanity Disappears For Political Purposes), padahal Maluku itu provinsi yang punya andil besar dalam kemerdekaan bangsa ini (Great Service In This Nation`s Independence), serta selalau berjuang untuk kemenangan bapak dalam kontestasi politik di dua (2) priode ini.

Betapa jahatnya sampai doa saja tak sempat di kirimkan untuk mereka yang telah tiada akibat bencana yang melandai serta kericuhan yang terjadi, dengan ini atas nama rakyat kami memberikan mereka gelar pahlawan kemanusian (anthrópino íroa). Beta kecewa pak presiden, nyawa pak wiranto sama harganya dengan nyawa masyarakat di Maluku pak, hanya demi pak wiranto pak presiden minta di doakan lalu yang jadi korban di wamena dan ambon kok malah di lupakan.

(Editor\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar