Kapolda Papua Tuding Mahasiswa yang Pulang Kampung Jadi Beban

Senin, 14/10/2019 19:36 WIB
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw (polri.go.id)

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw (polri.go.id)

Jakarta, law-justice.co - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebutkan bahwa sebanyak 2.600 mahasiswa dan pelajar yang pulang kampung ke Tanah Cendrawasih menjadi beban sosial bagi pemerintah daerah.

"Adik-adik pelajar dan mahasiswa yang sudah kembali ke Papua saat ini tercatat 2.600 orang. Untuk apa mereka pulang? Ini menjadi beban sosial," kata Paulus seperti dilansir dari Antara dan Detik.com, Senin (14/10/2019).

Paulus mengatakan pelajar dan mahasiswa merupakan kelompok yang paling rentan disusupi dan dipengaruhi oleh pihak-pihak yang mempunyai keinginan dan agenda-agenda tertentu di Papua sekarang ini. Menurut Kapolda, pelajar dan mahasiswa itu sudah diperintahkan untuk kembali ke kota studi masing-masing.

Meski demikian, pelajar dan mahasiswa tersebut tidak mau kembali. Padahal mereka diundang oleh Gubernur Papua Lukas Enembe tetapi mengembalikan undangan itu kepada Gubernur di depan semua pejabat Forkopimda Provinsi Papua.

"Ada apa ini? Di sisi lain mereka terus mendengungkan berbagai permasalahan yang terjadi, sekecil apa pun melalui jalur-jalur komunikasi yang mereka punya. Ini nyata," ujar Paulus.

Sehubungan dengan hal itu, Paulus mengingatkan jajaran kepolisian di semua daerah di Papua agar lebih waspada dan peka terhadap perkembangan situasi yang terjadi di tengah masyarakat.

"Ada informasi sekecil apa pun, desas-desus, isu-isu yang bertebaran di media sosial, kasih input kepada teman-teman untuk mengantisipasinya," ujarnya.

Paulus mengatakan untuk mengamankan situasi di seluruh wilayah Provinsi Papua, Mabes Polri mengirim ratusan personel Brimob yang merupakan BKO dari 13 polda se-Indonesia. Personel itu ditugaskan di sejumlah daerah rawan di wilayah provinsi ujung timur Indonesia itu.

Paulus juga mengimbau setiap polres yang mendapat tambahan pasukan Brimob BKO dari berbagai polda untuk bersinergi membangun komunikasi dan koordinasi dengan menggelar kegiatan patroli bersama, razia senjata tajam, dan penyakit-penyakit masyarakat, seperti minuman keras ataupun menempatkan pos-pos keamanan di wilayah-wilayah yang dianggap rawan.

"Diminta atau tidak diminta wajib hukumnya bagi rekan-rekan di kewilayahan untuk berterima kasih kepada rekan-rekan yang datang bertugas membantu kita. Ancaman kita nyata, bukan tidak nyata. Jangan berpikir konflik di Papua itu biasa. Situasi sekarang lebih spesifik," jelas Paulus.

Selain itu, Kapolda juga mengingatkan jajarannya agar mengantisipasi pergerakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang terus-menerus melakukan berbagai upaya kekerasan dan teror penembakan.

"Rekan-rekan jangan lengah, tetap waspada. Bangun komunikasi dengan semua pihak sebab di semua daerah ada banyak tokoh yang mempunyai pengaruh," kata Kapolda.

Pada saat ini, Kapolda Papua bersama Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab tengah berada di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, untuk melakukan konsolidasi personel Polri dan TNI di wilayah itu menyusul terjadinya pembunuhan terhadap seorang pekerja bangunan di dekat Jembatan Woma, Wamena, Sabtu (12/10).

(Regi Yanuar Widhia Dinnata\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar