InsightID Bantah Tuduhan Facebook Mainkan Isu Tentang Papua

Sabtu, 12/10/2019 21:16 WIB
Kerusuhan di Papua (Kompas)

Kerusuhan di Papua (Kompas)

[INTRO]

Awal minggu ini, Facebook mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa platform tersebut telah menghapus 69 akun Facebook, 42 halaman Facebook dan 34 akun Instagram milik InsightID karena telah melakukan “tindakan yang tidak otentik dan terkoordinasi” khususnya terkait dengan masalah Papua Barat.

InsightID dianggap bermain di dua kaki dalam menyebarkan konten-kontennya, di satu sisi mendukung Papua Barat, namun di sisi lain justru bersikap sebaliknya.

Menurut Facebook, orang-orang di balik jaringan tersebut menggunakan akun palsu untuk mengelola halaman, menyebarluaskan konten mereka dan mendorong orang ke situs di luar platform. InsightID juga berusaha menyembunyikan identitas mereka.

Investigasi yang dilakukan Facebook, juga menemukan jaringan InsightID menghabiskan sekitar $ 300.000 untuk iklan Facebook yang dibayar terutama dalam rupiah.

Menanggapi tudingan tersebut, InsightID membatah tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Dalam pernyataannya yang dikirimkan melalui surel, kelompok ini mendefinisikan dirinya sebagai gerakan nasionalis yang terdiri dari praktisi komunikasi dan profesional yang peduli tentang "disinformasi masif yang diluncurkan oleh Separatis Kemerdekaan Papua yang dipimpin oleh Benny Wenda dengan mempolitisasi dan memanipulasi isu-isu kemanusiaan dan konflik di Papua untuk kepentingan politiknya". 

Dalam pernyataan itu, kelompok itu menyatakan dirinya sebagai kelompok persatuan pro-Indonesia, mencatat bahwa pernyataan Facebook telah menciptakan persepsi yang ambigu di kalangan publik, karena kelompok itu dituduh memegang sudut pandang yang bertentangan dengan mendukung kemerdekaan Papua dan persatuan Indonesia.

"Facebook hanya mengungkapkan kelompok pro-Indonesia di InsightID, namun, Facebook tidak mengungkapkan siapa yang berada di balik akun kelompok Separatis Kemerdekaan Papua," kata pernyataan itu.

Kelompok itu juga mengatakan tidak pernah menghabiskan $ 300.000 untuk iklan di Facebook, menunjukkan bahwa jumlah itu adalah angka gabungan yang dibayar oleh berbagai kelompok yang peduli dengan masalah Papua, baik kelompok pro-kemerdekaan dan pro-Indonesia.

"Konten kami difokuskan pada pesan Bhinneka Tunggal Ika, persatuan Indonesia dan upaya optimis Indonesia dalam menyelesaikan masalah di Papua."

Sumber: The Jakarta Post

 

(Tim Liputan News\Reko Alum)

Share:




Berita Terkait

Komentar