Abdul Basyir: Saya Tampar Ninoy hingga Bibirnya Berdarah

Sabtu, 12/10/2019 21:03 WIB
Relawan Jokowi, Ninoy Karundeng (Detik.com)

Relawan Jokowi, Ninoy Karundeng (Detik.com)

Jakarta, law-justice.co - Abdul Basyir Mokodongan menjelaskan kronologi interogasi terhadap relawan Jokowi, Ninoy Karundeng.

Tak sebatas interogasi, ia juga mengaku menganiaya Ninoy di dalam Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat.

Pemukulan itu dilakukan Basyir setelah dia mengetahui Ninoy adalah pendukung Jokowi. Basyir sempat menyebut Ninoy `cebong` hingga menamparnya berulang kali.

"Sempat kutanya dia, `kamu cebong ya`," kata Basyir dalam wawancara khusus Detik.com, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Tak sempat Ninoy menjawab pertanyaannya itu, Basyir langsung mendaratkan tamparan keras di pipi Ninoy. Basyir menampar berkali-kali hingga bibir Ninoy berdarah.

"Saya hanya tampar dia sampai pecah bibirnya, sempet saya lihat keluar darah dari bibirnya. Empat sampai lima kali kayanya saya tampar dia," imbuh Basyir.

Namun Basyir membantah bila dirinya disebut ikut memukul dan menendang Ninoy.

"Nggak ada, kalau nendang, saya nggak," ucapnya.

Basyir juga mengaku tidak ada orang lain yang memukul Ninoy di dalam masjid.

Ninoy awalnya ditangkap massa ketika memotret pedemo yang terkena gas air mata pada Senin (30/9/2019). Seseorang yang menangkap Ninoy memiting kepalanya sambil mengacungkan ID `Jokowi App` yang dibawa oleh Ninoy.

Massa pun marah, tidak terkecuali Basyir. Basyir langsung menginterogasinya dengan sejumlah pertanyaan.

Dalam keadaan babak belur, Ninoy dihujani pertanyaan oleh Basyir. Ninoy dipaksa mengaku sebagai buzzer Jokowi.

"Saya hanya menanyakan ke dia maksud tujuan kedatangan dia, terus `kamu disuruh siapa` terus dibayar berapa, apakah kamu buzzer. Dibilang sama Ninoy katanya dia kerja di Jokowi App, dibayar Rp 3,2 juta sebulan. Gitu. Ya sudah, setelah itu nggak ada urusan lagi dengan Ninoy. Karena selepas itu saya langsung keluar, selepas interogasi dia," katanya.


Basyir mengaku hanya dia yang menganiaya Ninoy di dalam masjid. Bahkan dia sempat ditegur oleh seorang tenaga medis yang sedang menangani korban demo.

"Iya, saya sempat ditegur sama mbak dari tim medis. Katanya kalau interogasi jangan keras-keras. Soalnya, ada korban yang trauma," katanya.

Di dalam masjid tersebut, ada 10-15 orang yang mengerumuni Ninoy. Masjid tersebut saat itu dipenuhi oleh korban gas air mata.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar