Gelombang PHK Hantam Belasan Perusahaan Global Besar Ini

Selasa, 08/10/2019 15:45 WIB
HSBC (CNBC Indonesia)

HSBC (CNBC Indonesia)

Jakarta, law-justice.co - Sejumlah perusahaan global terpaksa melakukan efisiensi untuk menyesuaikan diri terkait melemahnya ekonomi ditambah dengan ketidakpastian global akibat perang dagang.

Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya.

Baru-baru ini, sejumlah bank besar global mengumumkan akan merumahkan karyawannya. Bukan hanya perbankan, perusahaan otomotif, komputer hingga start up juga melakukan hal yang sama.

Berikut rangkuman perusahaan-perusahaan yang melakukan PHK di 2019 dan akhir 2018 seperti melansir CNBCIndonesia.com:

1. HSBC

HSBC Holdings Plc (HSBA.L) dikabarkan segera melakukan PHK pada 10.000 karyawannya. Sebagaimana dikutip dari Reuters yang melansir Financial Times, PHK dilakukan sebagai upaya efisiensi perusahaan.

"Rencana ini merupakan upaya serius untuk memangkas biaya," tulis media tersebut. "Pemotongan akan fokus pada mereka yang bergaji tinggi,".

Diperkirakan HSBC akan mengumumkan kebijakan ini saat melaporkan hasil kinerja Q3 2019. Sebelumnya, HSBC sempat berencana memangkas 4000 karyawan tahun ini.

Meningkatnya ketidakpastian global karena ketegangan perdagangan antara China dan AS menjadi penyebab. Belum lagi, sejumlah masalah geopolitik seperti Brexit dan krisis Hong Kong.

Meski demikian, belum ada komentar dari HSBC. HSBC Holding plc merupakan bank investasi dan jasa keuangan yang berpusat di Inggris dan terbesar di Eropa.

2. HP

Awal Oktober 2019, HP mengumumkan rencana memangkas lebih dari 10% karyawannya di seluruh dunia. Sekitar 9.000 karyawan akan dirumahkan dalam tiga tahun ke depan, dari total karyawannya di seluruh dunia yang mencapai 55.000 orang.

Merampingkan operasi dan memangkas biaya operasional menjadi alasan HP. "Kami mengambil langkah tegas untuk memasuki era selanjutnya," ujar calon CEO HP, Enrique Lores, yang akan menjabat November nanti, seperti dilansir dari AFP.

Ke depan, HP akan fokus pada strategi seperti menjual printer dengan harga kompetitif. Penjualan tinta printer juga akan digenjot perusahaan.

HP merupakan perusahaan komputer dan printer. Perusahaan ini berbasis di Amerika Serikat. PHK akan dilakukan hingga 2022.

3. Commerzbak

Commerzbank Jerman akan memangkas 4300 karyawan, sebagai upaya restrukturisasi yang sudah dilakukan tiga tahun terakhir. Ini membuat total PHK bank di Eropa mencapai 58.200 orang.

Suku bunga negatif dan ekonomi yang melambat mendorong bank melakukan efisiensi dan pengurangan biaya. "Setidaknya ada 90% posisi sudah dieliminasi di benua biru itu," tulis Business Insider mengutip Bloomberg.

4. Uber

Uber melakukan pemangkasan pada 435 karyawannya di September 2019 atau sekitar 8% dari total pekerja perusahaan itu. PHK dilakukan pada 170 orang dari tim produksi dan 265 orang dari tim teknisi.

Sekitar 85% pekerja yang di PHK berada di AS. Sedangkan 10% lainnya di Asia Pasifik dan 5% lain di Eropa, Timur Tengah dan Afrika.

"Kita berharap langkah ini bisa me-reset dan meningkatkan kerja kita hari ini," kata Juru Bicara Uber, sebagaimana dikutip dari Tech Crunch.

Sebelumnya di Juli, Uber merumahkan 400 orang dari tim marketing. Ini membuat Uber resmi merumahkan 835 karyawannya selama 2019.

Di Q2 2019, Uber kehilangan US$ 5 miliar. Meski demikian, Uber tetap berupaya memperkuat bisnis dengan investasi US$ 200 juta.

5. LG Display

LG Display Co Ltd, perusahaan asal Korea Selatan, mengumumkan rencana PHK karyawan pada 17 September 2019. Namun sayangnya perusahaan ini tidak memaparkan dengan pasti berapa banyak karyawan yang akan dirumahkan.

Menurut Juru Bicara LG Display Jean Lee pihaknya tengah membuat rencana darurat. "Rencana ini untuk meningkatkan efisiensi di produksi panel sebagaimana pengeluaran lainnya," katanya dikutip dari CNBC International.

Saat ini, LG Display mengatakan membuka PHK secara sukarela, khususnya bagi karyawannya di Korsel yang sudah bekerja lima tahun atau lebih. Secara global, LG memiliki 59.000 pekerja, termasuk di China.

6. Ford

Ford Motor Co dikabarkan akan melakukan PHK pada 12.000 karyawan dan menutup sejumlah pabrik. Rugi akibat melambatnya penjualan menjadi penyebab.

Sekitar 2.300 karyawan berasal dari AS. Selain memangkas pekerja, Ford juga memotong 10% gaji karyawan secara global.

Di Brasil misalnya dengan rekan barunya CAOA, Ford berencana melakukan efisiensi besar-besaran pada perusahaan. Bahkan bakal ada 1.300 karyawan yang di PHK.

Perusahaan hanya akan mempertahankan 800 karyawan. "Tujuannya untuk membuat perusahaan meraih profit dan produktif," kata pendiri CAOA sebagaimana dikutip CNBC International September lalu.

7. Nissan

Nissan Motor Co bakal memangkas 12.500 karyawannya. Pengumumamn disampaikan perusahaan Juli 2019 lalu.

Rencananya PHK akan berlangsung hingga Maret 2023. Perusahaan pembuat merk Rogue dan Datsun ini memiliki 138.000 karyawan pada Maret 2018.

Jatuhnya laba hingga 98,5% menjadi 1,6 miliar yen (US$ 14,80 juta) di Q1 2019 menjadi penyebab. Ini merupakan performa terburuk perusahaan sejak Maret 2009.

8. Huawei

Raksasa teknologi China, Huawei Technologies Co Ltd memangkas 400 karyawan pada Futurewei Technologies, yang merupakan bagian penelitiannya di AS. Saat itu, Future Technologies memiliki 850 pekerja di AS.

Ini terjadi setelah AS mem-blacklist perusahaan itu karena perang dagang dengan China. PHK efektif dilakukan 22 Juli lalu.

Futurewei berkantor di Chicago dan Dallas dan telah berhasil mematenkan 2100 produk, mulai dari telekomunikasi jaringan 5 G, serta kamera dan teknologi video. Di 2018, biaya operasinya mencapai US$ 510 juta.

9. Deutche Bank AG

Deutsche Bank AG saat ini sedang mempertimbangkan rencana pemangkasan 15.000 hingga 20.000 karyawan. Mengutip Reuters, PHK diprediksi akan terjadi hingga satu tahun ke depan di seluruh wilayah bisnis Deutsche Bank.

Pembahasan restrukturisasi ini telah dilakukan sejak Juli, namun belum ada keputusan final yang diambil oleh perusahaan. Bisnis ekuitas merupakan yang paling banyak dipangkas AS.

10. Bombardier

Perusahaan berbagai macam alat transportasi seperti pesawat, kereta api, dan trem asal Kanada, Bombardier melakukan PHK pada 550 karyawannya. Ini dilakukan seiring langkah penutupan pabrik yang akan dilakukan 4 november nanti.

11. Volvo

Pembuat mobil asal Swedia Volvo yang dimiliki Geely asal China, berencana memangkas ratusan ribu karyawan pada Mei 2010. Volvo, saat berita ini dibuat memiliki 43.000 tenaga kerja.

"Sebagai perusahaan yang tengah tumbuh, Volvo ingin secara konstan meninjau biaya," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.

12. General Motor

Pembuat mobil asal Detroit AS General Motor pertama kali mengumumkan PHK karyawan 2018 lalu. Ini lalu dilanjutkan dengan merumahkan 14.000 karyawan di 2019.

Lesunya permintaan mobil membuat laba perusahaan tergerus dan mengakibatkan PHK besar-besaran tenaga kerja. Sekitar 8.100 posisi ahli (white collar) dirumahkan sementara 6.000 pekerja pabrik juga dipangkas.

Masalah di perusahaan ini juga terus bergulir hingga kini. Di Oktober 2019, pemogokan karyawan terus terjadi di mana mereka menuntut pembaruan kontrak dan upah yang layak.

Saham GM turun hingga 10% karena pemogokan ini. GM merupakan perusahaan yang memproduksi mobil merk Chevrolet.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar