Singgung Anti Virus Rp12 M, William PSI Baiknya Belajar Lagi

Selasa, 08/10/2019 09:35 WIB
Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana. (harianaceh)

Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana. (harianaceh)

Jakarta, law-justice.co - Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana dianjurkan untuk belajar lebih banyak lagi dalam membaca anggaran.

Pasalnya, ucapan William soal menyoroti anggaran anti virus yang diusulkan sebesar Rp 12 miliar dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta dinilai salah.

Politisi Partai Demokrat (PD) DKI Jakarta, Taufiqurrahman lewat akun twitter pribadinya menjelaskan soal kekeliruan William tersebut.

Bahkan, mantan Ketua Fraksi PD DPRD DKI ini menyebut kalau serangan William ke Anies tidak akurat bahkan cenderung fitnah.

Dia juga menyesalkan ada anggota dewan yang tidak bisa membaca anggaran.

"Apa yang bisa diharapkan dari anggota dewan yang lebih semangat menyerang gubernur sehingga mengabaikan akurasi informasi dan malah menyesatkan media dan masyarakat?," tulis Taufiqurrahman seperti melansir gelora.co.

Kata dia, anggaran Rp 12,9 miliar pada penyediaan lisensi perangkat lunak dan anti virus di Dinas Dukcapil ada tiga sektor. Pertama, Antivirus Symantec Endpoint senilai total 384 juta.

Kedua, pembelian lisensi Microsoft Office Pro 2016 seharga 3,9 juta per lisensi. Ada 1.000 komputer yang akan dipasangi program ini dengan nilai total Rp3,9 miliar.

Ketiga, pembelian lisensi Oracle Database Enterprise yg saat ini sudah digunakan tapi masih dalam mode ujicoba. Dan, sistem itu digunakan untuk sistem Akses Langsung Pelayanan Dokumen Cepat dan Akurat (Alpukat Betawi) senilai 797 juta per unit (core).

"Saat ini server tersebut ada 16 core, tapi karena diskon cukup membayar 9 core dengan total Rp 7,894 miliar," ucapnya.

"Tidak ada 12.000 komputer di pemprov yang membutuhkan antivirus dengan nilai mencapai Rp 12 M. Sangat memalukan jika anggota dewan tidak bisa membaca anggaran degan akurat dan langsung menyebarkan pernyataan publik yang salah tanpa berpikir dan mencerna terlebih dahulu," tulis Taufiqurrahman.

"Saran saya sebaiknya @willsarana nanti pilih di Komisi A yah. Jadi bisa bahas detail tentang hal ini, karena Dinas Dukcapil dan Kominfo mitra Komisi A. Sehingga gak salah dalam penyampaian ke publik dan malu-maluin," tambah Taufiqurrahman.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar