5 Risiko Menggunakan Fitur Transaksi Pay Later

Sabtu, 28/09/2019 20:32 WIB
Pay Later (onepointsolutions.com)

Pay Later (onepointsolutions.com)

Jakarta, law-justice.co - Bayar kemudian atau lebih akrab dengan sebutan pay later saat ini tengah digandrungi oleh masyarakat dalam pembayaran digital.

Berbagai perusahaan aplikasi besar berlomba-lomba mempromosikan kemudahan untuk fasilitas beli sekarang bayar belakangan yang dapat dipakai untuk travelling, pembelian makanan, transportasi hari-hari hingga banyak produk konsumsi lainnya.

Melansir dari Kompas.com, fitur pay later sebenarnya dapat menjadi opsi lain yang lebih mudah dan nyaman bagi masyarakat dalam mengakses kartu kredit yang dalam pengajuannya harus melewati beberapa tahap yang tidak singkat

"Pemahaman fitur pay later dengan baik sangat dibutuhkan agar pengguna terhindar dari jeratan utang maupun cicilan yang melilit, jika digunakan dengan hati-hati tentunya fitur pembayaran ini mampu mendorong peningkatan inklusi keuangan Indonesia," sebut Alexander Adrianto Tjahyadi, Audit and Assurance Partner Grant Thornton Indonesia dalam keterangannya, Jumat (27/9/2019).

Grant Thornton juga merangkum 5 risiko penggunaan pay later yang perlu dipahami.

1. Perilaku konsumtif berlebihan

Tanpa disadari dengan kemudahan untuk beli sekarang bayar belakangan memberikan dorongan impulsif dalam keputusan pembelian yang seringkali justru jatuh kepada barang-barang yang tidak diperlukan.

Sebagai konsumen, Anda jangan lupa pelaku usaha juga memiliki strategi melakukan promo untuk menghabiskan produk mereka yang tidak terlalu laku.

2. Biaya yang tidak disadari

Masyarakat terutama milenial sangat menyukai kecepatan dan kepraktisan. Terkadang mereka tidak memahami berbagai biaya yang langsung aktif saat menggunakan fitur pay later seperti biaya subscription, biaya cicilan dan biaya lainnya yang dapat berbeda dari tiap aplikasi.

Biaya ini seringkali memberatkan di saat tagihan datang.

3. Pengaturan keuangan terganggu

Mudahnya pembelian fasilitas pay later dari berbagai aplikasi seringkali dapat mengganggu pengaturan keuangan pribadi dengan banyaknya cicilan yang datang.

Dana yang disisihkan untuk membayar tagihan pay later juga dapat terpakai untuk keperluan tak terduga sewaktu-waktu sehingga menimbulkan risiko tidak mampu bayar yang tinggi.

4. Penunggakan yang bisa ganggu skor kredit

Dengan skor kredit, lancar atau tidaknya pembayaran nasabah akan terlihat jelas. Jika terjadi tunggakan transaksi pada pay later, tagihan tersebut akan menyebabkan catatan reputasi kredit yang buruk.

Hal ini akan menyebabkan pengajuan kredit lain yang sifatnya lebih penting untuk digunakan seperti properti dan kendaraan memiliki risiko ditolak ke depannya.

5. Peretasan identitas

Transaksi digital tak luput dari bahaya peretasan. Meskipun setiap aplikasi tentu sudah menyiapkan keamanan tingkat tinggi untuk penggunanya, risiko para kriminal siber mampu menemukan cara meretas database di akun transaksi pengguna dan menggunakannya untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab tetap ada.

(Regi Yanuar Widhia Dinnata\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar