Jusuf Kalla Tak Terima Ambulans PMI Dituduh Bawa Batu & Bensin

Jum'at, 27/09/2019 07:30 WIB
Ilustrasi ambulans milik Pemprov DKI (harianaceh.co.id)

Ilustrasi ambulans milik Pemprov DKI (harianaceh.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Pengurus Palang Merah Indonesia Pusat Bidang Relawan Muhammad Muas mengatakan, Ketua PMI Jusuf Kalla alias JK merasa kecewa dengan tuduhan ini. JK minta kasus ini tuntas agar PMI di mata masyarakat tak menjadi buruk.

"Wah iya. Dia kecewa juga. Sebagai Ketum PMI dia kecewa, bahwa hal-hal yang mungkin tidak diinginkan, kok terjadi. Gitu saja. PMI kan enggak mungkin ini ya (membawa batu). Relawan itu jujur kok," katanya di PMI Pusat seperti melansir merdeka.com.

Menurutnya, JK telah memerintahkan Menpan RB Syafruddin untuk mengklarifikasi bahwa tak ada ambulans milik PMI yang membawa batu dan bensin.

"(Reaksi JK) Justru ketika mendapat informasi, dia meminta bang Syafruddin. Dia diminta telepon Pak Wahyu (Wakapolda Metro Jaya). Pak JK orangnya keras loh. Tegas. Gitu saja. Pak JK tidak mau ini selesai begitu saja. Cuma dia enggak mau langsung turun. Harus kami yang turun. Yang penting dia tegas menyatakan, ini harus diselesaikan," tegasnya.

Sebelumnya beredar video yang menuduh mobil ambulans milik Palang Merah Indonesia (PMI) membawa batu dan bensin untuk massa saat bentrok dengan aparat kepolisian.

Video ini diunggah di akun Twitter dan Instagram @TMCPoldaMetro. Namun, hari ini unggahan itu telah dihapus.

Asal Muasal Batu Dalam Ambulans

Pihak Polda Metro Jaya sudah memberikan penjelasan dan klarifikasi soal adanya tuduhan mobil ambulans milik Paling Merah Indonesia (PMI) diduga membawa batu untuk para demonstran saat aksi di Gedung DPR /MPR RI, kemarin Rabu (25/9).

Muas membantah. Tuduhan itu tidak benar. Menurutnya, itu hanya kesalahpahaman antar petugas kepolisian dengan tim medis PMI. Muas menjelaskan, saat bentrokan terjadi, PMI menurunkan lima unit kendaraan roda empat, dan tiga unit roda dua.

Total relawan yang diterjunkan berjumlah 31 orang. Dia memastikan, mereka murni menolong korban kericuhan.

"Jadi, di setiap mobil ada 5 hingga 6 orang," jelasnya.

Menjelang pukul 20.00 WIB, seluruh armada bergerak berdasarkan wilayah. Ada yang ke Slipi, Palmerah, dan Hotel Mulia. Pembagian ini berdasarkan kerja sama dengan dinas kesehatan. Dinas kesehatan juga menerjunkan ambulans.

"Sekitar jam 23.40 WIB, pada waktu kejadian mencekam, konflik terjadi keras antara pihak pengamanan dan demonstran, di situlah kejadian di Slipi, mobil ambulans kita yang mau balik mereka yang terkena batu dan sebagainya, pada waktu itu mobil mau kembali ke tempat, itu batu beterbangan. Salah satunya mobil kita kena yaitu mobil PMI Jaktim, terkena lemparan batu. Terkena samping dan belakang. Itu memungkinkan batu masuk ke dalam mobil karena akibat pecahan (kaca mobil) tersebut," bebernya.

Dalam kondisi ini, ambulans akhirnya memutar dan melawan arus sehingga berada di tengah-tengah petugas kepolisian dan massa. Saat itu petugas PMI masih berusaha menolong korban. Hingga akhirnya, ada seseorang massa yang menitip sebuah kardus yang isinya tak diketahui oleh tim medis PMI.

"Jadi mobil ambulans tidak pernah membawa batu, dan kardus. Nah, penitipan itu terjadi dalam waktu cepat. Saat kardus dititipkan dan kita tidak tahu isinya apa, mobil lalu dikuasai polisi," ujarnya.

Atas temuan itu, polisi menduga kalau PMI sebagai penyuplai batu dan bensin kepada massa.

"Nah, dibawa semua mobil langsung digiring ke Polda Metro Jaya. Sampai di Polda Metro Jaya kawan-kawan tidak bisa berbuat apa-apa selain diinterogasi dan diperiksa," tutupnya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar