Bentrok dengan OKP di Medan, 1 Orang Anggota TNI Terluka

Kamis, 19/09/2019 15:30 WIB
Ilustrasi Seorang Anggota TNI Babak Belur Dianiaya Belasan Orang. (Tribunnews.com)

Ilustrasi Seorang Anggota TNI Babak Belur Dianiaya Belasan Orang. (Tribunnews.com)

Jakarta, law-justice.co - Baru-baru ini warga Desa Marindal, Kecamatan Patumbak, Kota Medan mendadak heboh.

Pasalnya salah satu prajurit TNI dan anggota organisasi kepemudaan (OKP) dikabarkan terjadi perselisihan. Dalam peristiwa tersebut dikabarkan satu orang menjadi korban.

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (17/9/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.

Beredar kabar dugaan terjadinya keributan dikarenakan persoalan tanah.

Saat ini, korban luka dikabarkan tengah dirawat di rumah sakit.

Melansir Tribun Medan, korban disebut-sebut merupakan prajurIt TNI dari Yon Armed 2/105 Delitua. Korban mengalami luka di bagian kepala akibat benda tajam.

Terpisah, atas keributan tersebut, Tribun Medan mencoba konfirmasi kepada Kapendam I/BB Kolonel Inf Zeni Djunaidi, membenarkan peristiwa tersebut.

"Prinsipnya satuan membantu pihak yang terlibat untuk menyelesaikan perihal di atas guna mencegah polemik negatif yang bernada provokasi," tegasnya.

Saat disinggung terkait anggota TNI yang menjadi korban, Kolonel Inf Zeni Djunaidi juga membenarkan peristiwa tersebut.

"Benar, luka ringan di bagian kepala dan telah mendapatkan perawatan tenaga kesehatan di satuannya," ungkapnya, sembari menambahkan bahwa tugas TNI untuk menengahi apa yang terjadi.

POS OKP DISERANG SEORANG PRIA TERLUKA

Selain itu, terjadi penyerangan pos salah satu organisasi kepemudaan (OKP) di Desa Mekar Sari Batu 10, Kecamatan Delitua.

Informasi yang dihimpun, dalam penyerangan yang terjadi pada Selasa (17/9/2019) sore, satu orang dikabarkan mengalami luka di bagian kepala yang berinisial E (33).

Rabu (18/9/2019), adapun awal kejadian, di mana saat itu E tengah berada di pos yang bertepatan di depan sebuah minimarket.

Tidak berapa lama, beberapa orang yang mengendarai sepeda motor diduga langsung menyerang E.

Alhasil E langsung tumbang dan mengalami luka di bagian kepala.

Sementara pria yang diduga pelaku langsung meninggalkan lokasi.

Warga sekitar begitu melihat situasi aman, langsung menolong korban dan membawanya ke klinik terdekat.

"Kalau kejadian saya tidak begitu tahu. Lantaran saya cuma melihat korban sudah terkapar di depan pintu ruko yang tidak jauh dari pos.

Kalau luka, korban mengalami luka di bagian kepala kayak terkena senjata tajam gitu. Tapi korban sudah dibawa ke klinik, karena luka parah lalu korban dibawa ke RS Mitra Sejati Medan," beber salah satu teman E.

Pascakejadian, warga, petugas Polsek Delitua, berjaga jaga di lokasi untuk mengamankan situasi.

Terkait peristiwa tersebut hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian Polsek Delitua yang berhasil dihimpun.

Bentrok antar massa OKP kerap terjadi di Medan.

Sebelumnya bentrok dua OKP terjadi di Jalan Eka Rasmi, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Minggu (8/9/2019).

Bentrok terjadi pada pukul 17.00 WIB.

Awal mula terjadi ketika salah satu OKP mendatangi markas OKP yang satunya lagi.

Informasi yang berhasil dihimpun wartawan www.tribun-medan.com dua orang mengalami luka-luka.

Menurut keterangan warga sekitar, Iwan Kolam (49), saat kejadian sekelompok pemuda tiba-tiba datang dengan jumlah banyak serta lengkap dengan senjata tajam.

"Kami gak pernah urusin orang. Termasuk organisasi di sini. Sebelumnya memang tidak ada masalah. Kita duduk-duduk di situ. Tiba-tiba mereka datang menyerang kira-kira pukul 17.00 WIB," ucap Iwan Kolam.

Satu unit mobil polisi bak terbuka terlihat telah mengangkut tiga unit sepeda motor.

Di lokasi, masih dipadati warga.

Tidak hanya itu, puluhan petugas kepolisian standby di lokasi.

Personel TNI juga berjaga di lokasi kejadian.

Terkait peristiwa tersebut, Iwan mengatakan bahwa kelompok organisasi kepemudaan tersebut diduga telah berniat melakukan penyerangan.

Kelompok pemuda datang dalam dua kloter.

Lebih lanjut dijelaskan Iwan, akibat peristiwa tersebut ada dua orang terluka.

"Diduga mereka memang udah berniat dengan membawa senjata. Ya kita membela diri. Apalagi ini kan kampung kita kan posisinya diserang," jelasIwan Kolam.

"Kalau untuk yang datang awal ya sebenarnya kami mengenali. Namun datang tahap kedua ya kami tidak kenal siapa-siapa saja," tambahnya mengakhiri.

Sebelumnya dua kelompok pemuda terlibat aksi bentrok di Jalan M Yamin, Kota Medan, Sabtu (10/8/2019) siang.

Informasi yang dihimpun, awalnya sekelompok pemuda mendatangi salah satu hotel di kawasan tersebut untuk meminta sumbangan acara 17 Agustus.

Diduga karena tidak diberi uang sumbangan, sekelompok pemuda tersebut lantas melakukan pelemparan sekitar pukul 12.00 WIB.

Mendengar kabar adanya pelemparan, sekelompok pemuda lainnya lantas datang memukul mundur sekelompok pemuda tersebut.

Bentrokan pun tak terhindarkan. Kedua kubu terlibat saling adu lempar di seputar Jalan HM Yamin itu.

Salah seorang warga disekitar lokasi bernama Tono membenarkan bahwa salah satu kubu kelompok pemuda kesal karena tidak diberi uang 17-an.

"Mereka saling lempar-lemparan gitu di jalan tadi," kata Tono.

Sekitar pukul 14.00 WIB, tampak beberapa kelompok pemuda di Jalan Bedagai simpang Sei Kera masih terlihat berjaga-jaga.

Terpisah, Kapolsek Medan Timur Kompol M Arifin saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya yang mendengar info terjadi bentrokan di wilayah hukumnya, langsung turun ke lokasi untuk meredakan bentrokan.

"Sejumlah orang yang terlibat bentrokan sudah kita amankan," kata Arifin.

"Saat ini, situasi sudah kondusif dan arus lalu lintas juga sudah lancar di kawasan tersebut," tutup Arifin.

Irjen Pol Agus Andrianto mengaku sudah memerintahkan anggotanya untuk tak ragu memberikan tindakan tegas kepada pihak yang membuat keributan.

"Itu adalah pelaku kriminalitas dan kita tidak melihat OKP-nya.

Tapi tindakan yang ia lakukan dan meresahkan masyarakat," kata Irjen Pol Agus Andrianto.

"Kalau tidak mau ditindaktegas, ya jangan melakukan kejahatan jalanan.

Masih banyak masyarakat yang baik dan masih banyak masyarakat yang harus kita beri rasa aman," sambungnya.

Apapun risikonya, sambung mantan Wakapolda Sumut ini, akan ia terima.

Hal itu dikarenakan, anggota harus ada kepastian dari pimpinan.

"Jadi saya sampaikan tidak usah ragu, kalau memang mereka melakukan perlawanan dan sebagainya maka lakukan tindakan tegas," terangnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar