Asap Akibat Karhutla, Wiranto: Pemberitaannya Berlebihan

Kamis, 19/09/2019 11:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto (Foto: Suara)

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto (Foto: Suara)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengklaim ada perbedaan antara fakta dilapangan dengan pemberitaan soal kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan.

Manurut dia, asap akibat Karhutla diwilayah tersebut tak seperah seperti pemberitaan di media massa.

Hal itu Wiranto sampaikan berdasarkan hasil kunjungan dirinya dan Presiden Joko Widodo saat meninjau lokasi karhutla di Riau.

"Realitas yang dikabarkan (pemberitaan) dengan realitas yang ada (di lapangan) sangat berbeda. Waktu kami di Riau, tidak separah yang diberitakan," kata Wiranto melansir tirto.id.

Wiranto berdalih rombongan presiden saat meninjau lokasi kebakaran bisa beraktivitas dengan normal, salah satu indikatornya tak perlu menggunakan masker.

"Jarak pandang masih bisa (terlihat), pesawat mendarat masih bisa, masyarakat juga belum banyak yang pakai masker. Kami juga tidak pakai masker. Saat hari siang, sangat jelas awan-awan terlihat," ujar Wiranto.

Mantan Panglima TNI itu menambahkan pelaku pembakaran lahan telah diproses hukum. Ia berharap penindakan tersebut bisa menimbulkan efek jera.

"Kami sudah mengancam kepada para pembakar, korporasi atau perorangan, agar diberi hukuman yang setimpal dan tegas,” kata dia.

Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Sumatera terus meluas. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas karhutla di Indonesia sudah mencapai 28.722 hektare.

Dari sumber yang sama, kebakaran di Kalimantan Tengah tercatat seluas 44.769 hektare, Kalbar (25.900 ha), Kalsel (19.490 ha), Sumsel (11.826 ha), Jambi (11.022 ha) dan Riau (49.266 ha).

Asap akibat karhutla juga mengganggu aktivitas masyarakat. Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Made Ali bahkan mengilustrasikan bencana asap membuat warga seperti dikurung dalam ruangan tertutup bersama tungku kayu bakar yang menyala.

"Bagaimana rasanya? Hidung tersumbat, pusing, mata perih, kan? Nah itu lah yang kami alami setiap hari," kata Made, Minggu (15/9/2019).

Warga Palangkarasa, Kalimantan Tengah, Winda (34), mengaku terpapar asap dan melihat api dari hutan di depan rumahnya. Winda mengatakan rumahnya diselimuti asap sejak Juni 2019. Bahkan, pada pekan kemarin, jarak pandang di permukiman Winda sempat hanya sekitar 1 meter.

Winda khawatir kondisi ini menghambat aktivitas dan mengganggu kesehatan anaknya. Anak Winda yang masih 2 tahun kini menderita ISPA (infeksi saluran pernapasan atas). "Kalau yang besar itu kan SMP, batuk-batuk juga," ujar Winda, Jumat (13/9/2019).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar