Pengabdian Dokter Mangku Sitepoe, Tarif Berobat Hanya Rp10.000

Rabu, 18/09/2019 14:16 WIB
Dokter Mangku Sitepoe (The Jakarta Post)

Dokter Mangku Sitepoe (The Jakarta Post)

Jakarta, law-justice.co - Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan St. Tarsisius telah berdiri sejak 2004.

Ia berdiri di atas lahan di kawasan Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Di sana, seorang dokter mengabdikan diri untuk melayani kesehatan masyarakat berpenghasilan rendah. Ia adalah Dokter Mangku Sitepoe (84), pria asal Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Melansir dari Kompas.com, Rabu (18/9/2019), Dokter Mangku melayani pasien setiap hari Rabu dan Sabtu. Setiap pasien yang datang hanya dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 untuk pemeriksaan dan obat.

Sebelum praktek di klinik ini, Dokter Mangku bersama dengan empat orang lainnya, mendirikan klinik pengobatan gratis bernama Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan St. Yohanes Penginjil di Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada tahun 1995.

Ia bercerita, jumlah pasien yang harus ditangani terus meningkat.

"Waktu itu pasien sudah 200 lebih, satu hari praktek. Sedangkan yang praktek dokternya di sana kita baru lima orang. Jadi satu orang bisa kena 40 pasien," kata Dokter Mangku.

Karena itulah, didirikan klinik lainnya yang menjadi tempat Dokter Mangku praktek hingga saat ini. Keinginan Dokter Mangku untuk berbuat baik didasari oleh kepercayaannya pada gagasan altruisme.

Gagasan altruisme menyatakan bahwa setiap individu yang berakal sehat memiliki keinginan untuk mengabdikan dirinya bagi sesama tanpa pamrih. Paham ini dipercaya oleh Dokter Mangku dan pendiri lainnya untuk mulai melayani kesehatan masyarakat.

"Jadi dengan akal sehat, altruisme, sama satu lagi berkesinambungan, itulah dasarnya kita mendirikan balai pengobatan," ucap dia.

Hingga kini, pengabdian yang Dokter Mangku lakukan didukung oleh banyak orang, termasuk keluarganya.

"Keluarga saya, mereka semua mendukung saya. Semua anak-anak saya," ujar dia.

Kebutuhan sehari-harinya terpenuhi dari honor buku-buku yang ia terbitkan sejak lulus sebagai dokter hewan dan uang pensiun. Dari pihak klinik, ia menerima uang transport sebesar Rp 100.000 per kedatangan. Selain itu, teman-temannya juga turut membantu.

"Saya sekarang hidup dari pensiun saya, bantuan teman-teman, dan juga dari anak-anak saya," kata Dokter Mangku.

Dokter Mangku mendapat pendidikan kedokteran hewan di Universitas Gajah Mada. Dia lalu mengambil studi untuk menjadi dokter umum di Universitas Sumatera Utara. Semenjak 1995, Dokter Mangku mulai memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar