Proyek Infrastruktur Ini Berpotensi Tingkatkan Risiko Bencana

Rabu, 18/09/2019 13:46 WIB
Ilustrasi Pembangunan Infrastruktur Presiden Joko Widodo (Malang TODAY)

Ilustrasi Pembangunan Infrastruktur Presiden Joko Widodo (Malang TODAY)

Jakarta, law-justice.co - Proyek infrastruktur di kawasan selatan Pulau Jawa dianggap bisa meningkatkan potensi risiko bencana di wilayah tersebut.

Pada saat yang sama, bencana geologis dalam bentuk gempa dan erupsi gunung berapi menghantui. Belum lagi potensi risiko bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, dan gelombang pasang.

Melansir dari Kompas.com, Koordinator Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Edo Rakhman mengatakan, kerentanan wilayah selatan Pulau Jawa meningkat karena adanya pembangunan ekonomi yang diduga menghancurkan sabuk pantai selatan, kawasan buffer zone sistem hidrologis di pegunungan dan infrastruktur yang dibangun di zona bencana.

"Kalau kemudian pemerintah mengklaim bahwa sudah berhasil menurunkan tingkat kerugian dari dampak benana, itu hitungannya dari mana?" ucap Edo di kantornya, Selasa (18/9/2019).

Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Tubagus menambahkan, salah satu peningkatan kerentanan bencana di wilayah Banten terjadi akibat adanya perubahan lansekap hutan yang dikelola Perhutani. Di samping maraknya industri dan pertambangan semen di provinsi itu. Sebut saja tambang karst yang berpotensi merusak cathment area, pencemaran kawasan pesisir dan area tangkap nelayan.

Kegiatan penambangan juga berpotensi menimbulkan polusi dan pencemaran yang dampaknya terutama akan dirasakan masyarakat nelayan, ibu dan anak.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Jawa Timur Rere Christianto mengungkapkan, pembangunan Jalan Lintas Pantai Selatan juga berpotensi meningkatkan kerentanan bencana hidrometeorologi karena fragmentasi ekosistem dan sosial.

"Jalan ini sebenarnya proyek lama yang sampai sekarang belum selesai. Problemnya, jalan ini membelah kawasan hutan lindung di Kabupaten Malang dan Jember. Sebenarnya ada hutan kawasan produksi yang lokasinya bersebelahan, tetapi tidak digunakan karena harus memutar," papar Rere.

Adapun Direktur Eksekutif Walhi Jawa Bara Meiki Paendong mengatakan, meski pemerintah memiliki standar konstruksi gedung tahan gempa 1.000 tahun.

Hal itu tidak serta merta dapat menjadi acuan apakah konstruksi yang dibangun akan terbukti tahan gempa atau tidak. Ia pun memberikan contoh bergesernya struktur Jembatan Cisomang di ruas Tol Purbaleunyi beberapa waktu lalu.

Menurut Meiki, pergeseran itu terjadi bukan karena gempa melainkan pergeseran tanah di bawahnya.

Jalan tol Demikian halnya dengan pembangunan jalan tol yang dinilai meningkatkan risiko bencana. Direktur Eksekutif Walhi Yogyakarta Halik Sandera menuturkan, pembangunan berbagai jalan tol dan bandara juga berpotensi meningkatkan kerawanan bencana. Sebut saja, proyek Tol Solo-Yogyakarta yang akan dieksekusi dalam waktu dekat.

"Jalur yang disebutkan kalau kita lihat mendekati Gunung Merapi. Padahal kita tahu Merapi adalah salah satu gunung aktif di dunia," ujarnya.

Hal senada dikemukakan Direktur Eksekutif Walhi Jawa Tengah Ismail, bahwa kawasan kaki Gunung Merapi adalah pusat sumber air.

Ia khawatir, bila nantinya Tol Solo-Jogyakarta dibangun, hal itu akan berdampak pada kualitas sumber air tersebut.

"Seharusnya jalur-jalur jalan tol itu tidak mengganggu ruang-ruang dari mata air," pungkasnya.

Berikut sejumlah proyek infrastruktur yang teridentifikasi meningkatkan potensi kerawanan bencana:

Banten

Tambang karst

Jawa Barat

Proyek Waduk Jati Gede
Tambang pasir laut, besi dan semen di pesisir Pangandaran, Sukabumi, Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya
Bandara di Sukabumi dan Pangandaran
Kawasan Ekonomi Khusus di Sukabumi dan Pangandaran
Proyek tol dan kereta cepat Jakarta-Bandung
Perkebunan kelapa sawit
PLTU batu bara

Jawa Tengah

PLTU Cilacap
Tambang kapur di Pulau Nusakambangan
Tambang pasir besi di Kebumen, Purworejo dan Cilacap

Yogyakarta

Bandara Kulonprogo
Aeropolis Kulonprogo
Tambang pasir besi di Kulonprogo
Bendungan Bener di Purworejo
Industri pariwisata Kawasan Bentang Alam Karst
Proyek bedah Bukit Menoreh di Kulonprogo dan Magelang
Tambang batu gamping untuk semen di Gunung Sewu
Tambang emas di Kulonprogo

Jawa Timur

Tambang pasir besi di Lumajang dan Jember
Tambang emas di Banyuwangi dan Trenggalek
Tambang tembaga di Pacitan Proyek jalan lintas Pantai Selatan sepanjang 1.602,99 kilometer PLTU Pacitan

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar