Kurang Disokong Investor, Bukalapak PHK 100 Karyawan

Selasa, 17/09/2019 17:04 WIB
CEO Bukalapak Achmad Zaky (Keuangan.co)

CEO Bukalapak Achmad Zaky (Keuangan.co)

Jakarta, law-justice.co - Startup berstatus unicorn tanah air, Bukalapak terpaksa memilih langkah realitis untuk merampingkan jumlah karyawan.

Mereka juga mengubah fokus bisnis untuk mengejar profit dan keberlanjutan perusahaan ketimbang pertumbuhan.

Melansir dari CNBC Indonesia, Selasa (17/9/2019), Bukalapak mengumumkan PHK sekitar 100 karyawan dari berbagai divisi. Hal ini merupakan keputusan dewan direksi tanpa intervensi dari investor.

Chief Strategy Officer (CSO) Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan bisa saja Bukalapak mengumpulkan lebih banyak dana dari investor baru atau investor eksisiting untuk mempertahankan karyawan yang ada.

Tetapi itu "tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang," ujar Teddy Oetomo. "Secara potensial, akan ada waktu - saya tidak tahu kapan - uang murah itu mungkin berhenti mengalir," katanya. "Kami tidak bisa mengendalikan itu."

Tetapi perusahaan dapat bersiap menghadapi itu. "Jika hal seperti itu terjadi, kami sudah menjadi perusahaan yang berkelanjutan, dan karena itu kami tidak akan terkena dampak terlalu banyak," ujarnya seperti dikutip dari Nikkei Asian Review, Selasa (17/9/2019).

Bagi analis OANDA di Singapura Jeffrey Halley, beberapa startup unicorn yang sudah memasuki usia matang harus menghadapi kenyataan selera investor kini berubah. Kini mereka lebih pelit untuk berinvestasi pada startup yang merugi yang tidak terlihat profitablitasnya dalam jangka pendek.

"Unicorn harus menghadapi kenyataan menjalankan bisnis tidak menguntungkan dengan kedok `ekspansi` alih-alih menguangkannya akan lebih sulit di tahun 2020. [Bagi investor] skala tidak lagi menjadi proposisi unik yang bisa dijual ketika teknologi membuat hambatan masuk relatif rendah," jelasnya.


Tak disokong SoftBank

Co-founder sekaligus managing partner Ideosource Edward Ismawan mengatakan PHK karyawan yang dilakukan Bukalapak bukan tindakan yang salah dan tidak ada strategi bisnis Bukalapak yang salah.

Namun, Bukalapak dinilai tertinggal cukup jauh dari pesaing utama seperti Tokopedia dan Shopee dalam hal pendapatan yang diterima.

"Bisnisnya Bukalapak mereka itu kebanyakan pemain seperti Tokopedia dan Shopee kan di backup SoftBank. Bukalapak tidak punya kemewahan seperti itu dan kemudian secara angka dia kalah," ujar Edward Ismawan, seperti dikutip dari CNN Indonesia.


Asal tahu saja, Bukalapak merupakan investor yang menyandang status unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar. Meski memiliki valuasi besar tetapi perusahaan masih rugi. Bukalapak disokong oleh Ant Holdings (Grup Alibaba), GIC (wealth fund Singapura), Elang Mahkota Teknologi (Emtek).

Sebelumnya, Pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky PHK dilakukan setelah mempertimbangkan pendapatan Bukalapak sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA/earnings before interest, taxes, depreciation and amortization) baik.

"Pada saat ini kami sudah memiliki modal yang cukup dari para pemegang saham untuk meraih EBITDA positif, tentunya apabila semua rencana kami berjalan lancar tanpa halangan," kata dia, seperti dikutip dari detikcom.

Bahkan dia mengatakan, Bukapalak akan menjadi e-commerce unicorn pertama yang akan meraih BEP (break event point). "Bukalapak ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih BEP (break even point) atau bahkan keuntungan dalam waktu dekat," ujar Zaky.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar