Temui Mahasiswa Papua, Keluarga Gusdur Bahas Situasi Terkini

Sabtu, 14/09/2019 10:30 WIB
22 Mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Bandung, Malang dan Yogyakarta bertemu keluarga almarhum Gus Dur di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan. (Gatra)

22 Mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Bandung, Malang dan Yogyakarta bertemu keluarga almarhum Gus Dur di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan. (Gatra)

Jakarta, law-justice.co - Keluarga Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gusdur melakukan pertemuan dengan Mahasiswa Papua dari Bandung, Malang, dan Jogja.

Dalam pertemuan itu, mereka membahas situasi Papua saat ini. Pertemuan dilakukan di kediaman Almarhum Gus Dur, Ciganjur, Jakarta, Jumat (13/9) kemarin.

Melansir CNNIndonesia.com, dialog berjalan sekitar dua jam. Dimulai pada pukul 19.00 hingga 21 WIB. Dalam pertemuan hadir Istri Alm Gus Dur Sinta Nuriyah Wahid dan dua anaknya, yaitu Alissa Wahid serta Anita Wahid.

"Kami ingin (hari ini) semacam silaturahmi, berdiskusi bersama terkait situasi Papua. Bagaimana mengenang cara-cara Gus Dur ketika Papua itu dalam situasi tertentu," kata salah seorang Mahasiswa Papua Agustinus Kamboya yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Agus menuturkan bahwa usaha yang dilakukan oleh pemerintah selama ini belum menyentuh akar dari permasalahan masyarakat Papua. Lebih lagi difokuskan terhadap masyarakat Papua yang masih terdapat dalam suku marga atau keret.

"Dialog itu baik, hanya saja tidak menyentuh." imbuhnya.

Menurut Putri Gus Dur, Yenny Wahid diperlukan dialog guna mendengarkan aspirasi dari masyarakat Papua. Hal ini juga dilakukan untuk menemukan solusi dari situasi yang ada saat ini. Ia mendorong ada terciptanya dialog yang memiliki ketulusan untuk menciptakan solusi permanan dan subtantif terhadap permasalahan di Papua.

Ia pun berpikir agar publik tidak sembarang dalam menilai sikap masyarakat Papua yang menuntut adanya kemerdekaan melalui referendum.

"Jangan takut kalau mereka masih ada yang menyuarakan mau merdeka, mau referendum, ikuti saja prosesnya," kata Yenny kepada wartawan setelah pertemuan.

Sosok yang juga dikenal sebagai aktivis ini meminta agar publik dan pemerintah untuk lebih mendengarkan dan menerima kehadiran warga Papua di tengah masyarakat. Lebih lagi, ia juga menilai diperlukan representasi wajah-wajah Papua dalam kultur nasional Indonesia.

Menurut Yenny, salah satu hal kecil yang dapat dilakukan adalah dengan menampilkan lebih banyak anak Papua dalam layar kaca, seperti menjadi bintang iklan. Hal ini berpengaruh dalam membuat warga Papua menjadi bagian dari Indonesia.

"Kalau wajah mereka tidak ditampilkan sebagai perwakilan dari komunitasnya, bagaimana mereka bisa berpikir menjadi bagian dari masyarakat," imbuh Yenny

Selain itu, usaha lain yang harus dilakukan adalah dengan menghentikan lingkaran kekerasan di wilayah Papua dan mengembalikan kondisi Papua menjadi normal.

"Itu hal yang menjadi prioritas," tegasnya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar