Teguh Setiawan, Jurnalis Senior

PM Inggris Kagum Lihat Rudal Habibie, Cek Esemka?

Kamis, 12/09/2019 11:45 WIB
Margaret Thatcher berjabat tangan dengan BJ Habibie saat kunjungannya ke Indonesia tahun 1985. Dok. (Tempo)

Margaret Thatcher berjabat tangan dengan BJ Habibie saat kunjungannya ke Indonesia tahun 1985. Dok. (Tempo)

Jakarta, law-justice.co - Suatu kali, saat masih menjadi kuli tinta di Bandung, IPTN mendadak ramai akibat kedatangan Margareth Thatcher, mantan perdana menteri Inggris. Saya tergopoh-gopoh ke lokasi acara, dan datang terlambat. Tidak bisa masuk.

Saya mencari cara menyelinap ke dalam ruang acara. Entah bagaimana salah satu pintu belakang perakitan badan pesawat terbuka. Saya masuk dan menyusur koridor. Saya melihat ada beberapa orang yang sedang berjalan, saya ikuti mereka dengan jarak cukup jauh.

Ketika orang-orang itu berbelok entah di lorong yang mana, saya kehilangan mereka. Saya seperti berada di dalam labirin tanpa ujung. Saya berjalan tanpa arah, sampai akhirnya menemukan pintu. Saya buka pintu, dan betapa terkejut saya. Saya tepat berada di belakang Habibie dan Thatcher.

Ada beberapa pengawal lapis dalam, tapi mereka tak menggubris saya. Aneh. Saya diam saja. Sampai akhirnya saya berada pada jarak hanya dua meter dari kedua orang besar itu yang sedang berbincang.

Saya mendengar percakapan keduanya. Berikut, yang masih saya ingat, dan tidak akan pernah saya lupa.
"....and now, we are the best subcontractor in the world (....dan sekarang, kami adalah subkontraktor terbaik di dunia)," kata BJ Habiie.

Margareth Thatcher tersenyum nynyir, dan berujar; "Oh...yea."

"Oke, I`ll show you something (Oke, saya akan tunjukan kepada Anda sesuatu," kata Habibie lagi.

Keduanya berjalan ke sebuah ruang, tidak jauh dari aula besar perakitan badan pewasat CN235. Saya melihat seluruh wartawan rekan saya tertahan sangat jauh dari lokasi BJ Habibie dan Thatcher. Saya berkata dalam hati; hari ini saya mendapat berita eksklusif di tengah kerumunan wartawan.

Di dalam ruang terdapat berbagai komponen pesawat, yang saya sama sekali tidak tahu karena kali pertama melihat. Komponen-komponen itu terbungkus plastik, dengan keterangan dalam Bahasa Inggris di bungkusnya.

"It`s the British SeaSqua Missile Component (ini kompnen rudal SeaSqua Inggris," kata BJ Habibie.

Saya lihat Thathcher tertegun. Tak lama kemudian BJ Habibie berbicara lagi. "And, it`s the electric component of SeaLink Helicopter (dan ini komponen elektrik helilopter SeaLInk."

Rudal SeaSqua dan Helicopter SeaLink adalah senjata dan pesawat tempur andalan AL Inggris. Thahtcher sama sekali tidak tahu jika bagian-bagian sistem persenjataan negaranya dibuat di IPTN.

Saya tidak tahu lagi apa yang dibicarakan kedua orang itu, karena saya asyik membaca keterangan dalam bungkus bungkus komponen. Bukan komponen kecil, tapi rata-rata sebesar bayi seberat 3,5 kilogram.

Selamat jalan BJ Habibie. Bapak pernah membuat saya bangga sebagai bangsa Indonesia. Perasaan ini berbeda jauh seperti bumi dan langit ketika ada peresmian atas pabrikan mobil Esemka!

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar