Baru Direbut dari Chevron, Kenapa Blok Migas Raksasa RI Dijual?

Sabtu, 07/09/2019 11:45 WIB
Blok Migas Raksasa RI, Blok Rokan (Kompasiana)

Blok Migas Raksasa RI, Blok Rokan (Kompasiana)

Jakarta, law-justice.co - PT Pertamina (Persero) bakal melepas sebagian sahamnya di blok Rokan ke investor. Blok Rokan dikenal sebagai salah satu blok raksasa, yang baru saja direbut Pertamina dari tangan Chevron pada 2018 lalu.

Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyerahkan blok paling produktif di RI saat itu ke Pertamina pada bulan Juli tahun lalu.

"Pemerintah lewat Menteri ESDM menetapkan pengelolaan blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina. Untuk ke depannya, 100% pengelolaan kepada Pertamina," kata Wakil Menteri ESDM Arcandra seperti melansir CNBCIndonesia.com.

Pertimbangan pemerintah saat itu adalah, tawaran Pertamina lebih `seksi` ketimbang Chevron. Diketahui, Chevron sebelumnya telah mengelola blok Rokan selama hampir satu abad. Tepatnya adalah 94 tahun.

"Penawaran Chevron jauh di bawah penawaran yang diajukan Pertamina," jelas Arcandra.

Bagaimana tidak seksi, Pertamina merogoh kocek cukup dalam untuk merebut blok Rokan dengan menawarkan bonus tanda tangan senilai Rp 11,3 triliun di 2018. Jumlah tanda tangan ini cukup fantastis, jika dijumlahkan setara dengan bonus tanda tangan untuk 10 blok terminasi sekaligus. Perlu dicatat, bonus tanda tangan ini wajib dibayar cash oleh Pertamina.

Selain itu, Pertamina juga menawarkan komitmen kerja pasti sebesar Rp7,2 triliun.

Blok Rokan ini saat masa suburnya, bisa memproduksi hingga 315 ribu barel sehari di 2013 di tangan Chevron. Sampai akhirnya terus menurun karena laju penurunan alamiah, dan menyentuh 220 ribu barel sehari di 2017.

Masalahnya, begitu diketahui blok ini akan berpindah tangan dalam pengelolaannya, produksi blok kian merosot. Dalam data SKK Migas, realisasi lifting minyak blok Rokan di semester I tahun ini sebesar 190,6 ribu barel per hari. Capaian itu diperkirakan akan terus mengalami penurunan.

SKK Migas optimistis, meski sudah tua blok ini masih bisa diandalkan dan digenjot produksinya hingga sentuh 400 ribu barel sehari jika gunakan teknologi yang tepat.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar