China Ingin Tikung Jepang di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Rabu, 04/09/2019 11:40 WIB
Model kereta cepat (Breakingnews.co.id)

Model kereta cepat (Breakingnews.co.id)

Jakarta, law-justice.co - China Railways Construction Corporation (CRCC), perusahaan kereta api asal Tiongkok berminat untuk menjadi kontraktor utama pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Adapun CRCC saat ini terlibat dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Hal itu diketahui dari hasil pembicaraan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dengan perwakilan CRCC di kantornya, Senin lalu (2/9/2019). Dalam pertemuan tersebut, manajemen menjelaskan kapasitasnya dalam mengerjakan kereta api semi cepat hingga kencang.

"Mereka bilang (pembangunan) ke mana saja. Saya bilang ok, bagus," ujar Luhut seperti dilansir CNN Indonesia, Selasa (3/9/2019).

Saat ditanyakan minat China terlibat dalam pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, Luhut menyatakan pemerintah Indonesia masih memberikan kesempatan kepada Jepang.

"Kalau ingin (membangun) semua ingin, tetapi apakah kami mau terima kan itu urusan kami," tegasnya.

Secara terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pernah mendengar minat China untuk membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya berulang kali. Namun, pemerintah masih berkomitmen dengan Jepang karena negeri matahari terbit itu juga menyediakan fasilitas pinjaman.

"Kalau menurut saya, kami selesaikan dengan Jepang dulu tentu dengan suatu perjanjian yang berimbang dan cepat dan kita (Indonesia) mendapatkan kemanfaatan di antaranya Tingkat Kandungan Dalam Negeri," jelasnya.

Budi mengungkapkan pemerintah akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Jepang terkait proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dalam satu hingga dua minggu ke depan. MoU itu akan menjadi dasar hitam di atas putih atas proses studi kelayakan (FS) yang dimulai beberapa waktu itu.

Studi kelayakan dilakukan oleh Badan Kerjasama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA). Targetnya, proses FS rampung dalam 2 tahun namun pemerintah ingin agar Jepang bisa merampungkannya dalam tempo 1 tahun.

"Hari Kamis (5/9/2019), kami akan rapat dengan Pak Wapres (Jusuf Kalla) untuk membahas mengenai jadwal, lingkup pekerjaan dan segala sesuatu yang memperjelas dan mempercepat program ini (kereta semi cepat Jakarta-Surabaya)," ujarnya.

Namun demikian, Budi tidak menutup kemungkinan China bisa masuk mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya apabila Jepang tidak bisa memenuhi persyaratan dari Indonesia.

"Sopan-santunnya kami memberikan kesempatan kepada Jepang. Kalau Jepang tidak memberikan performance (kinerja) yang baik baru kami lakukan (penawaran ke China)," tuturnya.

Sebagai informasi, rencananya, Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya ditargetkan bisa melaju dengan kecepatan rata-rata 145 kilometer per jam. Dengan kecepatan tersebut diharapkan jarak tempuh antar kedua kota besar itu bisa ditempuh hanya dalam waktu 5 jam 30 menit.

(Regi Yanuar Widhia Dinnata\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar