LIPI: Ibu Kota Baru Ancam Spesies di Sangkulirang, Kaltim

Kamis, 29/08/2019 12:30 WIB
Situs Batuan Gamping atau Karst Sangkulirang-Mangkalihat Kalimantan Timur. (kutaitimurkab.go.id)

Situs Batuan Gamping atau Karst Sangkulirang-Mangkalihat Kalimantan Timur. (kutaitimurkab.go.id)

Jakarta, law-justice.co - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi pembangunan infrastruktur ibu kota baru dapat mengancam spesies yang hidup di situs batuan gamping atau karst Sangkulirang-Mangkalihat Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Kutai Timur.

Peneliti Biologi LIPI Cahyo Ramadi mengungkap Kalimantan Timur dikenal dengan kekayaan alam karst yang merupakan bahan baku utama pembuatan semen.

"Karst Sangkulirang-Mangkalihat merupakan rumah kebudayaan masa lalu dan juga rumah berbagai spesies yang khas, unik dan endemik. Beberapa spesies juga sudah mengalami tekanan akibat perubahan lahan antara lain tambang batubara dan perkebunan sawit," kata Cahyo seperti dilansir CNNIndonesia.

Lebih lanjut, LIPI menilai saat ini potensi lingkungan terganggu bakal semakin menguat akibat meningkatnya kebutuhan semen untuk mendukung pembangunan infrastruktur untuk ibu kota baru. LIPI pun menyebut sejumlah rencana penambangan batu gamping di Karst Sangkulirang-Mangkalihat untuk industri semen telah bermunculan.

Menyoal spesies apa saja yang mendiami gua karst itu, LIPI menyebutkan ada Kepiting Gua (Guaplax denticulata), Kecoak Raksasa (Miroblatta baai), Kalacemeti Sangkulirang (Sarax sangkulirangensis), Kalacemeti Gua (Sarax cavernicola), dan Kalacemeti Mardua (Sarax mardua).

LIPI mengingatkan kepada pemerintah untuk secara matang memanfaatkan bahan baku yang ada guna mendukung pembangunan infrastruktur ibu kota baru agar mencegah penurunan fungsi ekosistem karst.

"Yang perlu dipertimbangkan sebenarnya pemanfaatan untuk mendukung infrastruktur. Hal ini yang harus diperhatikan dengan masak. Tentu konsekuensinya ke arah penurunan fungsi ekosistem karst karena gangguan terhadap habitat beberapa spesies," pungkas Cahyo.

Sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) telah memastikan ibu kota baru berada di Kalimantan Timur yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara menggantikan Jakarta. Jokowi beralasan Kaltim dipilih karena pertimbangan strategis dan kebencanaan.

Pemilihan Kaltim, kata Jokowi, karena risiko bencana termasuk kecil. Seperti banjir, gempa bumi tsunami, kebakaran hutan, dan gunung berapi. Selain itu Kaltim dipilih karena lokasi geografinya berada di tengah kepulauan Indonesia. Jokowi menambahkan di Kalimantan Timur telah tersedia lahan sekitar 180 ribu hektare.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar