Agnes Marcellina Tjhin, pengamat independen

Tangan Tersembunyi yang Menjegal Ustaz Abdul Somad

Minggu, 25/08/2019 05:31 WIB
Ulama Ustaz Abdul Somad (amirariau.com)

Ulama Ustaz Abdul Somad (amirariau.com)

Jakarta, law-justice.co - Kocak, lucu, pandai, adalah gambaran pribadi penulis terhadap Ustaz Abdul Somad.

Sebelum ada kasus penolakan dakwah Ustaz Abdul Somad di Bali, saya sudah pernah mendengarkan beberapa ceramahnya yang beredar di media sosial. Selain menguasai ilmu agama beliau punya keahlian bagaimana menyampaikannya kepada orang lain agar bisa didengar dan dipahami. Dakwahnya penuh dengan humor tetapi isinya tetap menyentuh hati. Saya saja yang bukan muslim senang mendengarkannya apalagi orang beragama Islam.

Sewaktu Ustaz Somad digeruduk di sebuah hotel di Bali saat akan memberi ceramah di masjid, saya terperangah sewaktu membaca beritanya karena memang sungguh sangat memalukan kejadian tersebut dan tidak bisa diterima dengan akal sehat manapun kalau kita Indonesia yang melindungi umat beragama yang berbeda tetapi perlakuan terhadap ulama seperti itu.

Bukan saja menodai makna dari Bhineka Tunggal Ika tetapi juga sangat kasar apalagi pecalang-pecalang di Bali masuk ke hotel sambil membawa benda tajam. Astaga…. Masa seorang ulama diperlakukan seperti itu? Penolakan tersebut katanya karena ustaz Somad anti Pancasila. Masya Allah….mereka yang bilang seperti itu  apakah sudah pernah mendengar belum ceramah ceramahnya? Berikut adalah salah satu ceramah beliau yang mengatakan negara dan bangsa Indonesia sudah diikat dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, jadi bagaimana mungkin dia dituduh anti Pancasila?

Tidak lama setelah kejadian tersebut, ceramah beliau juga dibatalkan di kantor PLN. Tidak lama kemudian, kehadiran beliau di Hong Kong ditolak dengan alasan karena ustaz berasal dari organisasi terlarang. Kalau sudah begini, saya berani berkesimpulan bahwa ada "The Invisible Hand” yang sudah melakukan kriminilisasi  dan persekusi terhadap ulama yang bernama Abdul Somad ini.

Pola polanya mungkin tidak jauh berbeda dengan yang sudah dilakukan terhadap Habib Rizieq Shihab. Ada sekelompok orang orang yang begitu panik dengan munculnya ulama ulama yang berkharisma yang bisa menggiring dan mempersatukan umat sehingga mereka dianggap menjadi musuh yang harus dihabisi. Kriminilisasi terhadap HRS dilakukan melalui hoaks.

Rocky Gerung mengatakan: “pembuat hoaks terbaik adalah pemerintah. Alasannya karena penguasa memiliki seluruh perangkat untuk berbohong. Intelijen, pemerintah punya, begitu pun data statistik dan media. Itu faktanya. Hanya pemerintah yang mampu berbohong secara sempurna. Rezim itu kalau dia terus menerus mengendalikan kebenaran, artinya ada kebohongan yang hendak disembunyikan. Kita mencium ada semacam kepanikan di dalam rezim ini. Orang panik biasanya ingin cari pegangan apa saja. Kayak orang hanyut, dia mau raih apa saja. Entah itu kaleng bekas hanyut, batang pohon. Jadi kepanikan menunjukkan ada krisis, sebenarnya”.  

Sepakat….saya sepenuhnya setuju dengan pendapat bang Rocky.

Ditengah kerinduan umat Islam terhadap Habib Rizieq dengan dakwah dakwahnya, tiba-tiba muncul Ustaz Abdul Somad yang dalam sekejap dikenal di seantero Nusantara ini. Tetapi lagi-lagi The Invisible Hand sedang berusaha mengusik ketenangan umat Islam. Lagi lagi hoaks yang digoreng adalah anti Pancasila, anti kebhinekaan, teroris dan label-label lainnya.

Sudah berminggu-minggu saya tidak menulis tetapi hari ini dakwah Ustaz Abdul Somad yang saya terima melalui WhatsApp, membuat saya berlinang air mata sambil mendengarkannya. Saya ingin share kepada anda semua video tersebut tetapi saya mencari link-nya di YouTube belum ditemukan dari sekian banyak video dakwah-dakwahnya.

Isi dari dakwah beliau dalam video tersebut sangat menggugah hati. Saya ingin mengutipnya sebagai berikut:

Hari ini, bulan ini, beberapa tahun belakangan ini, Kaum Muslimin dikejutkan dengan pengeroyokan terhadap kebenaran dengan kata dan istilah lain, kriminilisasi, orang dikriminilkan, yang baik dikatakan sebagai perampok, pengkhianat dikatakan sebagai orang yang benar dan jujur. Ini bukanlah sesuatu hal yang baru, ini sudah lama terjadi, 1450 tahun SM, Nabi Musa mengalami hal yang sama. Firaun, Haman dan tentara tentaranya, 3 kelompok mengeroyok Musa. Dunia tidak berubah, isinya itu itu juga, Haman, orang cerdas tetapi kecerdasannya bukan untuk mengabdi kepada rakyat tetapi untuk menjilat Firaun. Haman, orang yang diberikan akal sempurna tapi akalnya bukan untuk mengabdikan diri kepada Allah tetapi untuk mengikutkan hawa nafsu mendapatkan segenggam dunia dari Firaun. Mereka semua mati, nama mereka dikenang abadi, tetapi yang satu dikenal karena jahatnya, zolimnya, karena aniayanya tetapi yang satu dikenal karena baiknya, sholehnya.

Hari berganti, musim berubah, zaman berputar isi dunia tetap  tetap itu itu juga. Setelah itu 1450 tahun lamanya datang zaman Nabi Isa. Hari itu juga dia dikeroyok, juga dibantai oleh 3 kelompok, Yahudi, Romawi dan yang menjadi pengikut Yahudi dan Romawi. Yahudi tidak suka karena kedatangan Isa akan membuka borok Yahudi. Romawi tidak suka karena kekuasaan akan hilang karena pengikut Isa bertambah banyak. Gelombangnya keras yang akan meluluhlantakan kekuasaan Yahudi dan Romawi. Orang-orang awam yang bodoh hanya mengikut Yahudi dan Romawi. Ternyata diantara para muridnya, ada pengkhianat Yudas Iskariot, hanya disogok dengan beberapa keping uang emas, imannya luntur sehingga Nabi Isa ditangkap.

Hari berganti, musim berubah, 571 Sesudah Masehi, lahir Nabi Muhammad. Apa yang terjadi pada Musa dan Isa, terjadi juga pada Muhammad. Perang antara partai partai. Mereka mengeroyok kebenaran.

Zaman nabi-nabi sudah berakhir tetapi ada pelanjut para nabi, ulama yang mengamalkan ilmunya, ulama yang menyuarakan kebenaran. Ulama dikeroyok, ulama dihabisi, difitnah. Siapa yang menyinggung anggota kekuasaan, ditangkap, dihabisi, dipenjarakan.. Hari ini penerus penerus penyuara kebenaran difitnah juga.

Ketahuilah, mereka yang menolong dan memperjuangkan agama Allah, tidak pernah takut sedikitpun. Memilih antara hak dan batil. Allah berikan telinga, Allah kasih mata, Allah kasih tenaga, pakailah untuk memilih dan memilah. Semua akan disoal, semua akan ditanya, kemana engkau akan berpihak wahai saudara. Dulu orang bingung memilih mana hak dan mana batil, tetapi hari ini begitu nyata dan jelas. Kau akan ditanya dan disoal di hadapan Allah, kemana engkau berpihak? Kemana engkau memilih? Demi jiwa dan penciptaannya. Beruntunglah orang yang mensucikan diri tapi pemilihan yang benar perlu pengorbanan yang panjang.

Hari ini kita memilih dan setiap pilihan pasti ada resikonya. Orang beriman akan tahu kemana dia akan pulang. Dari tanah, tegak di atas tanah, berjalan diatas tanah, akan kembali masuk ke tanah menjadi santapan cacing-cacing tanah Kalau pernah kau tolong kebenaran, itulah yang akan kau bawa bekal menghadap Allah. Memilih bersikap dalam suasana genting, beribu alasan terucapkan tetapi hatimu tak bisa kau dustai, nalurimu tak dapat kau bohongi, hatimu terasa sempit ketika kau khianati diri. Oleh sebab itu, tanya kepada hatiku yang tak dapat kau dustai, bahwa kau memilih jalan yang benar.

Kalau ada seorang ustaz yang sudah membuat saya meneteskan air mata saat mendengarkan ceramahnya, ya itulah dia Ustaz Abdul Somad.

(Editor\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar