Kisah Pembunuh Bayaran yang Jatuh Cinta Pada Kliennya

Sabtu, 24/08/2019 14:03 WIB
Illkay Sivasli, Guru dan Korban Pembunuh Bayarannya (Istimewa)

Illkay Sivasli, Guru dan Korban Pembunuh Bayarannya (Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Kisah unik ini terjadi di Turki, antara guru Ilkay Sivasli (41) dan Tanju Dogan (48) yang disewa Ilkay untuk membantu menyelesaikan perjalan hidupnya.

Seorang pembunuh bayaran yang disewa oleh wanita yang ingin bunuh diri justru jatuh cinta pada kliennya.

Seorang guru asal Turki, Ilkay Sivasli (41) menyewa Tanju Dogan (48) untuk membantunya mengakhiri hidupnya.

Diberitakan Mirror UK dan Tribunnews.com, peristiwa ini terjadi saat Tanju Dogan saat akan menjalankan tugasnya.

Tanju Dogan justru jatuh cinta pada Ilkay Sivasli. Ia pun membujuk Ilkay Sivasli agar mengurungkan niatnya.

Namun pada akhirnya, Tanju Dogan tetap menembakinya setelah melihat Ilkay Sivasli sangat depresi dan sangat ingin mati.

Kasus di balik kematian Ilkay Sivasli terkuak saat Dogan ditangkap di Adana, Turki.

Sebelumnya, Ilkay Sivasli diduga dibunuh mantan pacarnya karena pertengkaran soal uang.

Ternyata, Ilkay Sivasli menyukai pria lain yang sudah beristri dan tak bisa menahan malu kehilangan pacarnya saat mereka putus.

Dipercaya hal itu yang membuatnya frustasi dan memutuskan untuk bunuh diri.

Ilkay Sivasli kemudian menghubungi Dogan dan membayarnya 6 ribu lira Turki (Rp 14,7 juta). Namun, Tanju Dogan justru jatuh cinta dan menolak melakukan pembunuhan.

Kepada polisi, Dogan menjelaskan ia mencoba mengurungkan niat Ilkay untuk bunuh diri.

Rekaman percakapannya dengan Ilkay diberikan sebagai bukti.

Dalam satu pesan, Ilkay berkata pada Dogan,

"Aku sudah lelah menunggu, kapan kau akan membunuhku?"

Selain itu, Ilkay mendiskusikan bagaimana cara ia mati tanpa dilihat teman-temannya.

Dogan akhirnya menemukan cara yaitu dengan mencoba mencekik Ilkay.

Berbicara tentang cara membunuhnya, Dogan berkata:

"Aku mencoba mencekiknya, tapi wajahnya memerah dan ia terengah-engah."

"Melihatnya seperti itu, aku tidak tega dan akhirnya aku pergi."

"Tapi kemudian ia meneleponku. Ia membeli pistol."

"Ia terus menerus bicara soal kematian."

"Ia sangat ingin mati. Saat aku tiba di sana, ia memberiku pistol dan berkata, `bunuh aku, selesaikan pekerjaanmu,"

"Dia menyuruhku untuk menembaknya di bagian jantung."

"Aku tidak bisa menahannya lagi."

"Jadi aku merebahkannya di tempat tidur, memberinya bantal dan menembaknya."

Namun, Dogan berkata Ilkay tidak langsung mati saat itu juga.

Ia hanya terluka parah dan sempat sadar selama satu jam sebelum akhirnya pingsan.

Saat itu Dogan memanggil ambulance dan meninggalkan Ilkay di rumahnya.

Ketika Dogan ditangkap, ia mengira Ilkay telah diselamatkan. Dogan tidak menyangka Ilkay tewas.

Jasad Ilkay ditemukan di rumahnya di Istanbul pada 21 April. Identitas pacar Ilkay tidak diungkapkan.

Rekan kerja dan murid-murid di sekolah di mana ia bekerja 19 tahun terkejut dengan kematian sang guru.

 

(Yudi Rachman\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar