Sumanto Al Qurtuby:

Kontribusi Umat Kristen dalam Sejarah Islam Timur Tengah

Selasa, 20/08/2019 00:03 WIB
Ilustrasi (Crisis Magazine)

Ilustrasi (Crisis Magazine)

law-justice.co - Meski sekarang menjadi bahan olokan oleh sebagian umat Islam, umat Kristen sebenarnya memiliki peran dan kontribusi signifikan dalam sejarah keislaman di Timur Tengah.

Jauh sebelum umat Islam mendominasi Timur Tengah, umat Kristen, khususnya Kristen Nestoria, sudah lebih awal berpengaruh di kawasan ini, melalui Emperium Bizantium/Roma.

Ketika umat Islam masih tinggal di gurun-gurun gersang dan belum mengenal sekolah dan keilmuan, umat Kristen sudah lebih dulu maju. School of Nisibis dan School of Edessa yang dianggap sebagai universitas tertua di dunia sudah ada berabad-abad jauh sebelum Islam lahir di abad ke-7. Kampus itu dulu mempunyai tiga fakultas utama: teologi, filsafat dan kedokteran.

Akademi Gondishapur adalah nama universitas lain yang masyhur di era Emperium Sasania yang fokus di bidang hard sciences, selain ilmu kedokteran, teologi dan filsafat. Ini belum termasuk perpustakaan-perpustakaan dan pusat-pusat penerjemahan yang juga banyak didominasi oleh umat Kristen Nestoria dan juga Kristen Melkite.

Kelak, ketika Islam menaklukkan Timur Tengah, kaum Muslim banyak yang belajar di kampus-kampus dan perpustakaan tersebut. Banyak umat Islam, sebagian dari mereka kelak menjadi sarjana-sarjana handal, yang belajar dengan para ilmuwan Kristen yang masyhur kala itu seperti Hunayn bin Ishaq, Yuhanna bin Masawih, Qusta bin Luqa, Jabril bin Bukhtishu, Ibnu Daisan, Nestorius dan masih banyak lagi.

Hunayn, oleh para khalifah Muslim di era Abbasiyah, bahkan dipercaya menjadi kepala penerjemah karya-karya akademik yang tertulis dalam Bahasa Yunani dan Persia ke dalam Bahasa Arab dan Aram sehingga pernah dijuluki "Shaikh Para Penerjemah" dan "Bapak Penerjemah Arab."

Bukan hanya karya-karya akademik saja, Alkitab dulu juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab (dari Bahasa Aram) atas perintah khalifah atau gubernur Muslim. Penerjemah Alkitab ke dalam Bahasa Arab yang sangat masyhur bernama Gregory Bar-Hebraeus.

Demikianlah, semoga umat Islam bisa menghargai kontribusi "sang kakak" umat Kristen yang turut berjasa dalam mengembangkan peradaban dan kebudayaan Islam, bukan hanya di Timur Tengah saja tapi juga di kawasan lain. 

Jabal Dhahran, Jazirah Arabia

Sumanto Al Qurtuby, Antropolog Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi.

 

(Tim Liputan News\Reko Alum)

Share:




Berita Terkait

Komentar