Kemendag Selidiki Penyebab Lonjakan Impor Konsumsi dari Cina

Kamis, 15/08/2019 19:33 WIB
Ilustrasi neraca perdagangan. (Foto: seputar forex)

Ilustrasi neraca perdagangan. (Foto: seputar forex)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah tengah menelusuri penyebab kenaikan impor barang konsumsi dari Cina. Pasalnya lonjakan secara signifikan tersebut yang menjadi faktor dominan defisit neraca perdagangan sebesar 1,8 miliar dolar AS antara Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu pada Juli 2019.

"Kami harus lihat detail dulu penyebabnya, termasuk barang konsumsi yang menyebabkan," ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI Indrasari Wisnu Wardhana di Jakarta pada Kamis (15/8/2019) seperti dilansir Antara.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan total impor konsumsi pada Juli 2019 melonjak hingga 42,15 persen dibanding Juni 2019 atau menjadi 1,46 miliar dolar AS. Menurut BPS, penyebab kenaikan impor konsumsi adalah bawang putih dari Cina, Mesin Pendingin Udara (Air Conditioner) dari Cina, dan impor buah pir dari Cina.

Misalnya untuk bawang putih, BPS mencatat total impor dari Cina per Juli mencapai 86,1 juta dolar AS dengan volume 71.693 ton atau meningkat 52,6 persen dibandingkan Juni 2019. Adapun secara kumulatif, sepanjang Januari-Juli 2019, impor bawang putih yang masuk sudah mencapai 214,67 juta ton.

Namun begitu Indrasari masih enggan berkomentar banyak mengenai meningkatnya impor konsumsi dari Cina ini. Dia mengatakan tim dari Kemendag akan menyelidikinya.

"Tidak mungkin melonjaknya tiba-tiba. Mungkin itu permintaan yang baru direalisasikan bulan ini," ujar dia.

Indrasari menampik meningkatnya impor barang konsumsi Cina karena pelemahan mata uang Yuan Cina sehingga meningkatkan daya saing produk impor negara raksasa ekonomi kedua terbesar di dunia itu.

"Harus diperiksa dulu. Tidak boleh gegabah bilang barang Cina lebih murah. Kita kan semuanya beli dengan dolar AS, bukan dengan Yuan," ujar dia.

Dengan impor barang konsumsi itu, total secara keseluruhan neraca perdagangan non-migas Indonesia dengan Cina defisit 1,5 miliar dolar AS atau 57,68 persen dari total impor barang non migas selama Juli 2019.

Secara kumulatif tahun berjalan, Indonesia mengalami defisit perdagangan nonmigas dengan Cina mencapai 11,05 miliar dolar AS sejak Januari hingga Juli 2019. Angka defisit melonjak dari periode yang sama di 2018 hanya 10,33 miliar dolar AS.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar