Tendang Samsung, Oppo Rajai Pasar Smartphone Indonesia

Rabu, 14/08/2019 16:01 WIB
Produk Oppo (pocket-lint.com)

Produk Oppo (pocket-lint.com)

Jakarta, law-justice.co - Pabrikan ponsel pintar asal China Oppo merebut singgasana raja smartphone Indonesia yang selama ini dikuasai oleh Samsung.

Menurut data Canalys, pada kuartal kedua tahun ini Oppo tercatat memiliki pangsa pasar sebesar 26 persen. Canalys adalah perusahaan pemasaran, riset, dan analitik bidang teknologi dan ponsel yang bermarkas di Singapura.

Samsung menempati peringkat kedua dengan penguasaan pasar 24 persen. Xiaomi (19 persen), Vivo (15 persen), dan Realme (7 persen), melengkapi posisi lima brand top Indonesia sepanjang Q2 2019.

Canalys mencatat pada kuartal kedua 2019 angka pengapalan ponsel di Indonesia secara total mencapai 11,4 juta unit, tumbuh 8,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Melansir dari Beritagar Selasa (13/8/2019), PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto, memaparkan, strategi Oppo untuk menguasai pasar kelas menengah terbukti tepat. Ponsel yang dilengkapi fitur kelas atas tetapi berharga menengah memang menjadi jualan utama mereka di Indonesia, istilah kerennya value for money.

"Beberapa tipe seperti A1k, A5s, F11, F11 Special Online Edition, dan F11 Pro memberikan kontribusi besar terhadap angka market share di kuartal ini," tutur Aryo.

Seri A berbanderol antara Rp1,8 juta hingga Rp2 juta, sementara seri F berbanderol Rp3,5 juta hingga Rp5 juta.

Oppo, lanjut Aryo, bangga bisa menempati posisi pertama market share di Indonesia dan berterima kasih atas dukungan para penggemar Oppo, yang disebutnya O-fans.

Sejak hadir di Indonesia pada 2013, jenama Tiongkok yang berkantor pusat di Guangdong tersebut memang telah menerapkan strategi pemasaran yang terbilang masif. Branding jenama tersebut pada toko-toko ponsel menjamur nyaris di seluruh Indonesia, mulai ibu kota provinsi, hingga toko kecil di kawasan pinggiran.

"Kami merasa strategi kami yang sangat kuat pada jaringan luring juga menjadi penyebab mengapa Oppo bisa mendapat pencapaian seperti ini," kata Aryo seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut Risky Febrian, analis pasar IDC Indonesia, selain pemasaran gila-gilaan itu, Oppo juga memberikan margin keuntungan yang besar kepada para toko yang menjadi rekanan. Artinya, harga dasar ponsel dari pabrik ke distributor jauh lebih murah ketimbang harga jualnya. Para pedagang pun semangat untuk mempromosikannya.

Strategi itu, jelas Risky, membuat gangguan di pasar ponsel dan mendorong meningkatnya penjualan ponsel kelas menengah (Rp2 juta-Rp6 juta). Pasalnya, para konsumen jadi tertarik untuk meng-upgrade gawai mereka.

Gencarnya pemasaran secara offline tersebut juga diikuti promosi online bekerja sama dengan beberapa market place. Oppo juga kerap melangsungkan acara-acara offline untuk menarik perhatian generasi muda Indonesia.

Direktur Pemasaran Oppo Indonesia, Alinna Wen Xin, menyebutkan bahwa entertainment marketing adalah garis besar strategi penjualan mereka. "Karena berdasarkan hasil riset kami, anak muda lebih suka kampanye atau kegiatan promosi yang entertain," jelasnya.

Langkah serupa yang tak kalah agresif juga dilakukan oleh pesaing mereka, Vivo. Bahkan persaingan antara dua jenama Tiongkok tersebut di pasar berlangsung panas. Saking panasnya, tahun lalu sempat viral video yang menunjukkan perkelahian antara dua sales promotion girl produk tersebut.

Pada Q2 2019, Vivo menikmati pertumbuhan luar biasa. Penjualan mereka secara yoy naik 64 persen.

Oppo ke peringkat 3 dunia, singkirkan iPhone

Tak hanya di Indonesia, pengapalan produk Oppo juga meningkat di pasar dunia. Menurut data perusahaan analis pasar, IHS Markit (h/t Business Insider), pada Q2 2019 Oppo berhasil mengapalkan 36,2 juta unit ponsel ke seluruh dunia, naik 13 persen yoy.

Angka tersebut membuat mereka untuk pertama kalinya masuk ke deretan tiga besar, menyingkirkan Apple ke posisi keempat. Oppo menguasai 11 persen pasar, padahal penjualan ponsel dunia tengah mengalami penurunan 4 persen yoy.

Samsung masih menjadi raja ponsel dunia dengan pengapalan 75,1 juta unit, mengontrol 23 persen pasar. Raksasa Tiongkok lainnya, Huawei, walau bermasalah dengan Amerika Serikat, ada di urutan kedua dengan penjualan mencapai 58,7 juta unit dan penguasaan pasar 18 persen.

Sementara penjualan iPhone Apple tengah lesu. Perusahaan AS itu mengapalkan 35,3 juta unit, turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Xiaomi melengkapi posisi 5 besar dunia dengan pengapalan 31,9 juta unit, sedikit turun dari 32,1 juta unit pada Q2 2018.

(Regi Yanuar Widhia Dinnata\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar