Topan Lekima Terjang Cina, KJRI: Tidak Ada Korban WNI

Minggu, 11/08/2019 22:57 WIB
Gelombang tinggi menghantam dinding laut akibat Topan Lekima di Cina. (Foto: AFP)

Gelombang tinggi menghantam dinding laut akibat Topan Lekima di Cina. (Foto: AFP)

Jakarta, law-justice.co - Angin topan Lekima menerjang wilayah timur Cina pada Sabtu (10/8/2019) mengakibatkan korban tewas, sebagian lainnya luka-luka dan, fasilitas publik rusak. Pasca-bencana tersebut, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Shanghai langsung mengecek ada atau tidaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang turut menjadi korban.

"Sampai hari ini belum ada laporan mengenai warga kita yang menjadi korban bencana alam topan," kata Kanselari KJRI Shanghai Muhammad Arifin di Beijing pada Minggu (11/8/2019) seperti dilansir dari Antara.

Kendati begitu, KJRI menyatakan terus memantau perkembangan bencana alam yang melanda sebagian besar wilayah timur daratan Tiongkok tersebut--yang merupakan wilayah kerja KJRI Shanghai.

Hingga kini jumlah korban tewas akibat topan Lekima yang mengakibatkan tanah longsor di Cina telah mencapai 30 orang.

Para korban tewas kebanyakan berada di wilayah administrasi Kota Wenzhou. Sebanyak 18 warga lainnya belum diketahui nasibnya.

Pemerintah Provinsi Zhejiang menyebutkan ada 1,08 juta warga dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Banjir dan tanah longsor yang dipicu Lekima telah menyebabkan 5 juta warga terkena dampaknya.

Sedikitnya 173.000 hektare lahan pertanian dan 34.000 unit rumah rusak berat sehingga mengakibatkan kerugian material hingga mencapai 14,57 miliar RMB.

Lekima yang merupakan topan dengan tingkat kebahayaan delapan dan terkuat pada tahun ini mendarat di Provinsi Zhejiang dengan kecepatan 187 kilometer per jam pada Sabtu (10/8/2019) pukul 01.45 waktu setempat (00.45 WIB) seperti dilaporkan Xinhua.

Di Kota Shanghai, sekitar 253.000 orang dievakuasi ke tempat aman.

Pusat Meteorologi Nasional Cina (NMC) mengingatkan warga untuk mewaspadai topan tersebut yang diperkirakan akan mendarat di Provinsi Shandong pada Minggu (11/8/2019) malam.

Sebanyak 47 jadwal penerbangan dari dan menuju Shandong terpaksa mengalami perubahan.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar