Jokowi Ajak Gerindra Masuk Kabinet, Berapa Menteri yang Didapat?

Sabtu, 10/08/2019 07:02 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019)  Antara

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019) Antara

Jakarta, law-justice.co - Tema kongres ke V PDIP di Bali "Solid Bergerak Untuk Indonesia Raya" sudah menunjukkan mesranya dua hubungan partai besar pemenang pemilu legislatif 2019, PDIP dan Gerindra. Gerindra yang identik dengan sebutan "Indonesia Raya" dan kehadiran Ketua Umumnya, Prabowo Subianto menjadi bintang dalam kongres itu.

Padahal sebelumnya kedua partai besar ini terlibat pertarungan keras dalam Pilpres 2019. Sekarang semuanya terlihat cair dan menatap masa depan bersama memimpin Indonesia untuk periode 2019-2024. Posisi duduk pun PDIP memberikan tempat yang sangat layak kepada Prabowo sebagai tamu undangan. Beliau duduk satu deret dengan Megawati, Joko Widodo dan Ma`ruf Amin, ujar pengamat politik, Dr. Safri Muiz kepada Law-Justice.co di Jakarta, Sabtu (10/8).

Apalagi dalam pidato politik baik Megawati maupun Jokowi langsung mengucapkan terimakasih kepada Prabowo Subianto yang telah berkenan hadir dalam pembukaan kongres PDIP ini. Kita melihat bahwa persahabatan sejati adalah seperti contoh yang dilakukan oleh Megawati dan Prabowo. Keduanya bisa tertawa lepas dan tanpa beban. Itulah model demokrasi rasa Indonesia yang dibangun kedua pemimpin ini, lanjut Safri. 

Boleh partai lain mempunyai persepsi yang berbeda, tapi PDIPP dan Partai Gerindra menunjukan bahwa mereka adalah partai besar dan layak menjadi partai terdepan yang mengawal pemerintahan Jokowi pada periode kedua ini. Semua mata rakyat tertuju kepada kedua tokoh ini yaitu Megawati dan Prabowo. Apalagi sebelum membacakan pidato politiknya Megawati begitu luwes dan secara terus terang mengajak Partai Gerindra masuk dalam kabinet Jokowi. Itulah salah satu tanda bahwa persahabatan antara Megawati dan Prabowo ini begitu melekat, tambah Safri.

Namun masuknya Gerindra ke dalam kabinet Jokowi masih menunggu respon Jokowi terhadap konsep yang ditawarkan oleh Prabowo saat keduanya bertemu di MRT Lebak Bulus, bulan lalu. Konsep yang ditawarkan merupakan sebuah ide dan program yang akan membantu pemerintah dalam menjalankan programnya. Sepertinya Gerindra ingin membedakan mereka dengan partai lain, yang masuk kabinet hanya dengan membawa dan menyebut nama kandidatnya tanpa membawa konsep dan programnya seperti apa, lanjut Safri. 

Terkait dengan potensi bergabungnya Prabowo dengan pemerintahan Jokowi-Ma`ruf Amin, Direktur Cyrus Network, Eko Edi Hafid mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah survei terkait pertemuan Prabowo-Jokowi. Dalam surveinya itu sekitar 63% responden mengapresiasi pertemuan kedua tokoh tersebut. Tak hanya itu, sebanyak 63% publik juga menganggap pertemuan merupakan langkah untuk rekonsilisasi bangsa dan bukan sekadar bagi-bagi kekuasaan dan jabatan. "Publik memang sepertinya sudah lelah dengan pembelahan politik dan fragmentasi sosial yang timbul akibat kompetisi politik," ujar Eko.

Kalau konsep Prabowo diterima Jokowi, kira-kira berapa kursi menteri yang pantas diisi kader Gerindra? Safri mengatakan Gerindra sepertinya menerima berapa saja kursi kabinet yang diberikan oleh Jokowi. Karena Gerindra tidak meminta jatah kursi tapi justru diajak Jokowi dan Megawati masuk ke dalam kabinet. "Itu bedanya dengan partai lain yang memang sejak awal sudah minta jatah kursi kabinet, tambah Safri.

 

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar