Negara Ramah Investasi, BKPM: Indonesia Peringkat 3 Terbawah

Jum'at, 09/08/2019 17:33 WIB
Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong. (Foto: Medcom.id)

Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong. (Foto: Medcom.id)

Jakarta, law-justice.co - Penelitian terbaru organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi atau Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menempatkan Indonesia di urutan ke-3 terbawah negara ramah investasi asing. Hal tersebut diakui Kepala Badan Koordinasi Penanaman modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong.

Tom Lembong mengatakan, Indonesia memang masih tergolong negara yang alergi modal asing.

Dilansir dari Merdeka.com, Lembong mengakui dibanding negara-negara tetangga, Indonesia memang masih termasuk yang tertutup.

"Beberapa minggu lalu ada study oleh OECD, dia mengurut 60 negara di dunia dan Indonesia adalah paling rendah nomor 3 dari bawah. Negara paling tertutup terhadap investasi asing atau investasi internasional," kata Lembong saat memberi paparan di Hotel Borobudur, Jakarta pada Jumat (9/8/2019).

Padahal, menurutnya arus modal asing sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Saya cuma ingin memperlihatkan keterbukaan ekonomi kita dibanding negara-negara tetangga. Ini menggambarkan aturan aturan membatasi keikutsertaan investasi internasional di berbagai sektor. Dan yang sangat kelihatan adalah bahwa Indonesia ini ekonomi paling tertutup jauh dibanding negara tetangga," jelasnya.

Mantan Menteri Perdagangan itu menambahkan, tak ada satupun negara maju dan berkembang di dunia yang bisa kaya tanpa bantuan investasi atau modal asing. Investasi asing lanjutnya, sangat penting bagi setiap negara guna membantu menggerakkan arus modal dalam mempercepat pembangunan dan adopsi teknologi.

"Kalau umpamanya kita mengkorelasi apakah dengan semakin banyak destriksi, semakin tertutup ekonomi kita, semakin berkembang, ya tentunya fakta ini tidak demikian. Justru negara-negara yang paling terbuka dengan investasi, yang paling membuka diri terhadap investasi internasional itu yang paling berkembang," terang Lembong.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar