Trump Sengit pada Cina, Imbas ke Mata Uang Asia Termasuk Rupiah

Selasa, 06/08/2019 07:27 WIB
Mata uang Yuan, Cina (Foto: Radio Free Asia)

Mata uang Yuan, Cina (Foto: Radio Free Asia)

Jakarta, law-justice.co - Potensi perang dagang kian membesar sejalan dengan kecaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Cina. Imbasnya, gelombang keterpurukan terjadi di Pasar Asia mengawali sesi perdagangan awal pekan ini sejak Senin (5/8/2019).

Pantauan yang dilansir bizlaw.id melaporkan, nilai tukar mata uang Cina, Yuan babak belur bahkan dengan sangat cepat langsung menembus level psikologisnya di 7,0 pada sesi Senin (5/8/2019) pagi.

Sementara investor terlihat masih terus memberikan tekanan jual pada Yuan dengan mempertimbangkan keruntuhan kinerja perekonomian Cina sebagai dampak dari fatalnya perang dagang yang disulut kembali oleh Trump. Kesengsaraan Yuan akhirnya menyeret hampir seluruh mata uang Asia dalam menjalani sesi awal pekan ini dalam zona kesuraman.

Secara garis besar investor meyakini, perang dagang kian memanas dengan langkah keras Trump yang bakal menaikkan tarif masuk atas produk asal Cina senilai $300 miliar mulai September depan. Kebijakan ini dinilai bakal memukul kinerja perekonomian Cina lebih parah.

Sementara situasi terkini perekonomian Cina terlihat telah sangat terpuruk dengan membukukan kinerja pertumbuhan terendah dalam hampir tiga dekade terakhir.

Prospek suram tersebut akhirnya membuat nilai tukar Yuan anjlok tajam dan kemudian menyeret seluruh mata uang Asia jatuh dalam zona koreksi. Termasuk dengan mata uang Rupiah yang telah tersungkur dalam beberapa hari sesi perdagangan pekan lalu. Dengan kondisi ini, Rupiah pun semakin terjerembab ke zona pelemahan.

Pantauan menunjukkan, nilai tukar Rupiah yang bahkan sempat menginjak titik termurah di kisaran Rp14.255 per Dolar AS tapi kemudian mencoba berbalik. Hingga Senin (5/8/2019) siang, Rupiah masih diperdagangkan di kisaran Rp14.201 per Dolar AS atau melemah 0,18% dibanding posisi di sesi perdagangan penutupan pekan lalu.

Pada Senin (5/8/2019) siang, pantauan menunjukkan seluruh mata uang Asia jatuh di zona koreksi, setelah sebelumnya mata uang Baht Thailand mencoba bertahan di zona penguatan terbatas. Kini mata uang negeri jiran tersebut telah bersama dengan mata uang Asia lain di gelombang pelemahan.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar