Isu Penggantian Kapolri Pesanan Siapa?

Minggu, 04/08/2019 09:02 WIB
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (Suara Merdeka)

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (Suara Merdeka)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra FX Arief Poyuono mengatakan heran terkait isu penggantian Kapolri mesti bersamaan dengan tahun politik. Padahal, katanya, penggantian tersebut tidak mendesak untuk dilakukan.

Sebab, tambahnya, jabatan Kapolri merupakan jabatan profesional yang harus dijauhkan dari kepentingan politik, agar bekerja secara profesional.

Berbeda dengan jabatan Jaksa Agung yang merupakan bagian dari hasil kompromi politik dan politis, karena masuk deretan anggota kabinet. Karena itu bisa dijabat siapa saja walaupun tidak berlatar belakang keahlian sebagai jaksa.

"Rasanya kok aneh, ada Indonesia Police Watch (IPW) tiba-tiba menebar wacana pergantian Kapolri yang dianggap merupakan bagian dari kabinet baru. Perlu dipertanyakan kemampuan terkait konstitusinya," ujar Arief seperti dilansir JPNN.com, Sabtu (3/8/2019).

Lebih jauh Arief menduga ada pesanan sponsor dari oknum tertentu di balik wacana yang disuarakan IPW.

"Wah wah, bahaya juga nih jika benar jabatan Kapolri dipolitisasi sama IPW dengan dalih yang tidak kuat dan lebih seperti pesanan," ucapnya.

Arief kemudian memberikan saran pada Presiden Joko Widodo, untuk tidak terpengaruh dengan wacana IPW di sela-sela proses pembentukan kabinet baru.

Arief meyakini mantan Wali Kota Surakarta itu sepenuhnya mengedepankan profesionalisme dalam melakukan penilaian terhadap kinerja Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang saat ini masih bertugas dan belum memasuki masa pensiun.

"Kami saja yang di seberang pemerintahan (Gerindra) menilai kinerja Polri selama di bawah pemerintahan Kang Joko Widodo, lebih profesional dan lebih maju kinerjanya. Lah ini IPW kok bisa menilai kinerja Polri ya," katanya.

Sebelumnya, Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengembuskan wacana soal pergantian Kapolri. Ia menyebut ada empat perwira tinggi polisi yang digadang-gadang bakal menggantikan Jenderal Tito.

Keempat kandidat dimaksud masing-masing Irjen Luki Hermawan (Akpol angkatan 1987) yang kini menjabat Kapolda Jawa Timur. Kemudian, Irjen Gatot Eddy Pramono (Akpol angkatan 1988). Saat ini menjabat Kapolda Metro Jaya.

Dua nama lain, Irjen Agus Andriyanto (Akpol angkatan 1989) yang kini menjabat Kapolda Sumatera Utara, serta Irjen Ahmad Dofiri (Akpol angkatan 1989) yang kini menjabat Kapolda Yogyakarta.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar