Provident Agro Rugi Rp41 Miliar akibat Harga CPO Anjlok

Selasa, 30/07/2019 22:23 WIB
CPO (erakarya.com)

CPO (erakarya.com)

Jakarta, law-justice.co - PT Provident Agro Tbk (PALM) tercatat rugi hampir mencapai Rp41 miliar pada semester satu tahun ini karena anjloknya harga harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Dalam data laporan keuangan semester I-2019 menunjukkan, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 97,12 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 306,69 miliar, atau anjlok 68,33%.

Beban pokok pendapatan dalam 6 bulan pertama 2019 tercatat Rp 81,59 miliar, berkurang dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 227,29 miliar.

Dengan demikian, perseroan menderita rugi periode berjalan sebesar Rp 40,75 miliar dari tahun sebelumnya yang justru berhasil mencatat laba kendati Rp 850,99 juta.

Total aset hingga 30 Juni 2019 tercatat Rp 2,29 triliun, dari periode Desember 2018 sebesar Rp 1,99 triliun. Total liabilitas Rp 388,45 miliar dan ekuitas Rp 1,91 triliun.

Melansir dari CNBC Indonesia, Selasa (30/7/2019), harga CPO mengalami tekanan berat setidaknya dalam setahun terakhir. Kondisi ini berdampak pada emiten perkebunan sawit seperti PALM.

Direktur Keuangan Provident Agro Devin Antonio Ridwan menyatakan, sepanjang tahun lalu harga rata-rata komoditas andalan Indonesia itu hanya mencapai US$ 595,5 per metrik ton, anjlok 17% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 714,3 per metrik ton.

Penurunan harga CPO ini juga berimbas kepada turunnya produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan CPO perusahaan sebesar 40%. Adapun harga rata-rata penjualan CPO Provident Agro pada triwulan pertama tahun ini turun menjadi Rp 6.732 per kilogram. Pada akhir tahun 2018, harga jual rata-rata Rp 7.419 per kilogram.

"Produksi tandan buah segar dan CPO turun 30-40 persen, otomatis itu akan mengkoreksi pendapatan di akhir tahun," kata Devin, saat paparan publik perseroan di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Sebagai perbandingan, pada tahun 2017, PALM mampu memproduksi 274,625 ton TBS kelapa sawit dan 74.963 ton CPO. Setahun setelahnya, TBS yang diproduksi PALM anjlok menjadi hanya 167.952 ton, sedangkan produksi CPO turun menjadi 46.159 ton. Kondisi penurunan ini terus berangsur hingga triwulan pertama tahun 2019.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar