Jokowi, Airlangga, dan Bos Hyundai Bahas Mobil Terbang

Kamis, 25/07/2019 17:14 WIB
Konsep mobil terbang (PriceArea.com)

Konsep mobil terbang (PriceArea.com)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Perindustrian bertemu dengan delegasi Hyundai Motor Group di Istana Merdeka, Jakarta Pusat untuk membahas teknologi mobil masa depan seperti bertenaga listrik, bahkan kendaraan yang bisa terbang.

Dalam pertemuan ini juga Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.

Adapun delegasi Hyundai yang bertemu Jokowi, antara lain Executive Vice Chairman Hyundai Chung Euisun. President Hyundai Kong Young Woon, Executive Vice President Hyundai Park Hong-Jae, dan Senior Vice President Hyundai Lee Youngtack.

Melansir dari Detik.com, Airlangga mengatakan pertemuan tersebut membahas rencana investasi Hyundai Motors di Indonesia. Pertemuan tersebut juga membicarakan masa depan kendaraan listrik.

"Tadi yang dibahas rencana investasi dari Hyundai Motors di Indonesia. Nah, tentu sekaligus membicarakan masa depan teknologi daripada otomotif itu sendiri, di dalamnya termasuk electric vehicle, fuel cell vehicle, autonomous vehicle," kata Airlangga usai pertemuan di Kompleks Istana, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2019).

Dia menyebut pembicaraan seputar penggunaan teknologi di industri otomotif. Penggunaan teknologi di industri otomotif bahkan melahirkan ide menciptakan kendaraan terbang.

"Bahkan industri ini sedang mempertimbangkan untuk flying vehicle. Jadi pembahasan seputar teknologi," lanjutnya.

Hyundai juga tengah mengkaji rencana investasinya di Indonesia. Mereka sedang mencari lokasi dan berharap adanya insentif fiskal.

"Jadi investasi sedang dalam studi, mereka sedang melakukan survei daripada kawasan dan permintaan terkait dengan fiskal insentif," tuturnya.

Airlangga mengatakan, Jokowi menyambut positif rencana tersebut karena salah satu andalan ekspor Indonesia.

Mobil yang diproduksi Hyundai nantinya juga diekspor, jumlahnya 40% dari total produksi.

"Mereka menargetkan salah satu skemanya adalah untuk ekspor sekitar 40%," katanya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar