2 WNI Pelaku Bom Bunuh Diri Filipina Jaringan JAD

Selasa, 23/07/2019 18:33 WIB
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jendral Polisi Dedi Prasetyo

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jendral Polisi Dedi Prasetyo

Jakarta, law-justice.co - Kepolisian RI menyatakan, dua pelaku bom bunuh diri di sebuah gereja di Jolo, Filipina merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kalimantan Timur. Aksi teror itu terjadi pada Januari 2019 lalu.

Jaringan teroris tersebut berhasil diungkap setelah polisi mengidentifikasi kedua pelaku yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

"Dua orang Indonesia atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh, ini yang diduga sebagai pelaku suicide bomber di Filipina," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri Jakarta seperti dilansir Antara pada Selasa (23/7/2019).

Kedua pelaku bom bunuh diri yang merupakan pasangan suami-istri tersebut diketahui berasal dari Sulawesi. Detasemen Khusus Antiteror 88 masih mendalami latar belakang keduanya.

Namun untuk memastikan, polisi juga berencana mencocokkan hasil tes DNA dua pelaku dengan keluarganya.

"Kalau cocok, bisa disimpulkan bahwa kedua pelaku bom bunuh diri itu adalah dua orang tersebut," lanjut Dedi.

Awalnya Kepolisian Filipina sulit untuk mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di gereja tersebut. Densus 88 yang bekerjasama dengan Kepolisian Filipina hanya mengantongi informasi bahwa pelaku diduga WNI.

"Dari lima tersangka yang ditangkap di Filipina, kami mendapat informasi kalau pelaku diduga orang Indonesia karena dari logat bicara dan kebiasaannya seperti orang Indonesia."

Petunjuk kian benderang ketika Yoga, anggota JAD Kalimantan Timur ditangkap di Malaysia dan anggota JAD Sumbar, Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi ditangkap di Kota Padang, Sumatera Barat. Baru kemudian identitas dua pelaku bom bunuh diri terungkap.

Pada Januari lalu, bom meledak di gereja Pulau Jolo, Mindanao, Filipina. Akibat aksi meledakkan diri tersebut, 22 orang tewas dan lebih dari seratus orang luka-luka.

Saat itu, seperti dikutip CNNIndonesia.com, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengklaim pelaku adalah pasangan suami istri berkewarganegaraan Indonesia. Namun hal itu belum bisa dipastikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.

"Kami mendengar kabar bahwa pelakunya warga Indonesia, dari kemarin saya sudah berkomunikasi dengan otoritas Filipina namun sampai pagi ini belum terkonfirmasi hasil identifikasinya," ucap Retno pada acara Diplomacy Festival, di Universitas Andalas, Padang, Sabtu (2/2/2019) lalu dilansir CNNIndonesia.com.

(Nurika Manan\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar