Diusulkan Ganti Pelatih Tunggal Putra, Ini Tanggapan Susy Susanti

Senin, 22/07/2019 15:35 WIB
Dua pebulutangkis putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie akan bertemu di Final Australia Open 2019 (indosprort)

Dua pebulutangkis putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie akan bertemu di Final Australia Open 2019 (indosprort)

law-justice.co - Merosotnya prestasi di sektor tunggal putra membuat munculnya usulan untuk mengganti pelatih. Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Susy Susanti menilai, banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Dua andalan tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie gagal menunjukkan tren positif di beberapa turnamen terakhir. Pada turnamen Indonesia Open 2019, Anthony kandas di babak kedua oleh atlet nonunggulan asal Thailand Kantaphon Wangcharoen.  Sementara langkah Jonatan terhenti di babak perempat final setelah takluk oleh lawan asal Taiwan, Chou Tien Chen.

Melihat hal tersebut, legenda tunggal putra Indonesia Taufik Hidayat mengusulkan penggantian pelatih keduanya. Namun Susy mengatakan, pertimbangan ganti pelatih tidak hanya didasarkan pada saat para pemain sedang kalah.

"Kita melihat banyak faktor yang dinilai, tidak hanya saat kalah. Kita juga lihat saat kemenangan seperti apa," kata Susy di Jakarta, sebagaimana dilansir dari Antara.

Menurut Susy masukan terkait pergantian pelatih yang disampaikan Taufik Hidayat melalui sejumlah media massa merupakan bentuk perhatian dari seorang legenda bulu tangkis terhadap keberlangsungan prestasi nasional.

"Tentunya masukan dari para legenda sangat luar biasa, tapi kita lihat secara teknis, kalahnya seperti apa. Kalau lihat pada saat menang sebulan lalu, all Indonesian final di New Zealand, perlu jadi pertimbangan juga," kata Susy.

PP PBSI, kata Susy, akan mengevaluasi penampilan pebulu tangkis nasional usai perhelatan SEA Games 2019 dari sisi permainan, kesiapan, hingga mencermati situasi kritis poin.

"Namanya pertandingan, ada menang, ada kalah. Contohnya Kento Momota kalah dari pemain yang nonunggulan. Dalam hal olahraga menang dan kalah itu pasti dan hal biasa," katanya.

Susy menyebut hal terpenting adalah mengetahui di mana kelemahan sang atlet dan memperbaikinya.

"Kita sebagai pelatih ingin agar prestasi anak asuhnya terus meningkat. Kita lihat tahun ini Jonatan sudah dua kali juara, Ginting dua kali final, secara rangking tempati 6 dan 7 dunia," katanya.

(Januardi Husin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar