Rocky Gerung Sebut Pertemuan Jokowi-Prabowo Adalah Beban Politik

Senin, 15/07/2019 08:50 WIB
Rocky Gerung, pengamat politik (Finroll.com)

Rocky Gerung, pengamat politik (Finroll.com)

Jakarta, law-justice.co - Pengamat politik, Rocky Gerung menilai pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memberi beban baru untuk perjalanan sosial dan politik Indonesia pada masa yang akan datang.

"Implikasi semua ini akan panjang dan tajam," kata Rocky, Minggu (14/7/2019).

Menurut Rocky, pertemuan itu akan membuat kepercayaan terhadap etos demokrasi memudar.

"Ini beban baru bagi perjalanan sosial dan politik kita ke depan," kata dia seperti dikutip dari Tempo.co.

Menurut Rocky, dari segi politik pragmatis, pertemuan keduanya tak ada yang istimewa. Rocky menilai kesempatan itu bukanlah pertemuan, melainkan lebih terlihat seperti barter untuk menyingkirkan pihak ke tiga masuk dalam pemerintahan.

"Gerindra tentu lebih tambun," kata dia.

Sedangkan, dari segi etika politik, menurut Rocky, pertemuan itu sebagai tukar tambah oportunisme. Yang banting tulang di kedua belah pihak, kata dia, harus mendapatkan lebih sedikit.

"Yaitu, kubu TKN harus berbagi kamar tidur dengan musuh. Tidurnya tak pulas. Demikian juga, kubu BPN yang berjuang demi politik nilai, tentu tergores oleh politik oportunis," jelasnya.

Secara keseluruhan Rocky menilai pertemuan seperti menggelar karpet merah untuk menutupi banyak sampah di lantai kereta politik.

"Terlihat indah di mata, tapi semua tahu apa yang disembunyikan," kata dia.

Pertemuan Jokowi-Prabowo terjadi pada Minggu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta. Keduanya lantas menumpang moda transportasi itu menuju Stasiun Senayan. Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto kemudian makan siang di Restoran Sate Khas Senayan di Mall FX Sudirman.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar