FIFA Perberat Sanksi untuk Pelaku Rasisme

Jum'at, 12/07/2019 06:25 WIB
Kantor FIFA di Swiss

Kantor FIFA di Swiss

Jakarta, law-justice.co - Lembaga sepak bola dunia FIFA melipatgandakan hukuman bagi pelaku rasis di lapangan hijau.

FIFA itu baru saja memperbarui beberapa aturan mereka dan salah satunya mengenai aksi rasisme di lapangan hijau. Hal itu menegaskan, sikap mereka terhadap tindakan diskriminasi dalam sepakbola dengan menggandakan hukuman minimum terhadap pelaku rasisme.

Sanksi tersebut akan diterapkan secara menyeluruh dan tak pandang bulu. Mulai dari pemain hingga perangkat pertandingan. Jika terbukti bersalah maka sanksi minimal larangan sepuluh laga menanti.

Otoritas tertinggi sepakbola dunia itu juga akan mengundang para korban aksi rasisme untuk membuat pernyataan pada setiap sidang disipliner.

Selain itu, FIFA juga mengubah aturan disipliner mereka dengan memasukkan pelecehan terhadap orientasi seksual seseorang menjadi sebuah masalah diskriminasi.

FIFA menyusun ulang kode disipliner mereka setelah bekerja dengan Fare, kelompok pemantau diskriminasi, dengan perubahan ini mulai berlaku pekan depan.

Sebelumnya, pihak yang dinyatakan bersalah atas aksi rasisme akan mendapat sanksi minimal lima pertandingan. tetapi aturan sekarang membuat mereka harus menerima sepuluh laga.

FIFA juga telah memperkuat sanksi bagi klub dan negara yang penggemarnya dinyatakan bersalah atas aksi rasisme selama pertandingan berlangsung.

Sebuah pelanggaran pertama menurut aturan terbaru akan berbuah sanksi penutupan sebagian tribune stadion dan denda paling sedikit 20.000 franc Swiss.

"Topik-topik seperti rasisme dan diskriminasi telah diperbarui, menempatkan FIFA di garis depan perjuangan melawan serangan mengerikan ini pada hak asasi manusia yang mendasar," bunyi pernyataan resmi FIFA seperti dinukil dari Goal.com, Jumat (12/7/2019)

"FIFA tidak akan mengecewakan para korban pelecehan rasisme." Selain menangani diskriminasi, FIFA mengatakan mereka ingin membuat sidang peradilan lebih transparan, menawarkan penasihat hukum gratis dan memaksakan larangan transfer pada klub yang gagal membayar utang kepada pemain, pelatih, atau klub lain.

(Yudi Rachman\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar