Pasar Online Indonesia Baru 5 Persen

Bukalapak Rangkul Pasar Offline Agar Segera Naik Kelas

Kamis, 27/06/2019 18:34 WIB
CEO Bukalapak, Achmad Zaky (Suara Muslim)

CEO Bukalapak, Achmad Zaky (Suara Muslim)

Jakarta, law-justice.co - CEO Bukalapak, Achmad Zaky, menilai peluang bisnis perusahaannya untuk terus bertumbuh terbilang masih sangat besar. Hal ini karena saat ini pedagang online hanya sekitar 5%, sedangkan sisanya masih setia dengan pasar offline. Padahal pasar offline ini dapat meningkatkan pertumbuhan bisnisnya dengan ekspansi ke pasar online.

Situs layanan jual beli (e-commerce) lokal Bukalapak menilai langkah merangkul ini tidak semata-mata hanya untuk kepentingan bisnis perusahaan. Akan tetapi, Bukalapak dapat menjadi inkubasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk naik kelas.

"Kami rasa dalam beberapa tahun mendatang, mungkin Indonesia masih beraktivitas di offline, tapi online akan tetap," kata CEO Achmad Zaky dalam acara ramah tamah dengan media di Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Merujuk pada perilaku masyarakat yang masih terus beraktivitas melalui pasar fisik, Bukalapak menilai situasi itu sebagai kesempatan untuk memperkenalkan platform dagang online. Apalagi, belum semua masyarakat Indonesia memahami belanja online.

Bukalapak memperkirakan hanya lima persen dari total penduduk Indonesia yang berdagang secara online.

"Ini kesenjangan yang sangat besar," kata Zaky seperti dikutip dari Antara.

Survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2018 menemukan 64,8 persen masyarakat Indonesia menggunakan Internet atau 171,17 juta jiwa dari total jumlah penduduk 264,16 juta.

Namun, 56 persen responden dari seluruh Indonesia mengaku tidak pernah bertransaksi secara online.

Bukalapak melalui program Mitra Bukalapak ingin mendorong masyarakat untuk memanfaatkan platform online untuk bertransaksi.

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2017 hingga pertengahan 2019, terdapat satu juta warung yang bergabung dengan program Mitra Bukalapak. Sedangkan, menurut data Bukalapak, terdapat sekitar lima juta warung atau usaha kecil di Indonesia.

Sebelumnya, Zaky menyatakan Bukalapak akan berinvestasi Rp1 triliun untuk merangkul lebih banyak warung yang bergabung ke Mitra Bukalapak, mulai 2019.

Dana tersebut juga akan digunakan untuk menambah gudang dan inventaris produk, termasuk barang-barang yang dapat dijual di warung.

Transaksi offline dari warung di Mitra Bukalapak menyumbang 20 persen dari total transaksi di platform tersebut, berdasarkan data Bukalapak pada awal 2019.

(Regi Yanuar Widhia Dinnata\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar