Jangan Salah Unduh, Ribuan Aplikasi Berbahaya Ada di Play Store

Selasa, 25/06/2019 18:28 WIB
Ilustrasi Android Sarang Virus (Okezone)

Ilustrasi Android Sarang Virus (Okezone)

Jakarta, law-justice.co - Menurut penelitian dari University of Sydney, Australia dan Data61 of CSIRO mencatat ada sekitar 2.040 aplikasi yang berada di Google Play Store teridentifikasi berbahaya bagi pengguna ponsel Android.

Tahun 2019 sepertinya menjadi ujian baru bagi Google Play Store. Bagimana tidak, serangan Malware hampir tiada henti mengintai. Sebelumnya, pada awal Februari 2019, Google play diserang malware clipper pencuri cryptocurrency.

Tidak lama kemudian, hanya dalam hitungan hari, malware Anubis yang mengambi data pengguna melalui aplikasi di Google play store. Menyusul peneliti keamanan siber, Check Point, menemukan adware beredar di Google Play Store.

Kini, kabar terbaru kembali menginformasikan, penelitian berdurasi selama dua tahun yang dilakukan oleh University of Sydney dan Data61 of CSIRO menemukan 2.040 aplikasi di Google Play Store teridentifikasi berbahaya. Sejumlah aplikasi ini membutuhkan izin mencurigakan, sedangkan lainnya merupakan malware.

Penelitian meneliti sekitar satu juta aplikasi di Google Play, dan menemukan aplikasi palsu tanpa malware. Namun, aplikasi palsu ini membutuhkan izin untuk mengakses data yang tidak terkait.

Sejumlah aplikasi tersebut termasuk Hill Climb Racing dan Temple Run. Untuk memproses seluruh satu juta aplikasi, peneliti menggunakan jaringan neural dan pembelajaran mesin.

Algoritma diatur untuk mencari deskripsi teks dan ikon dengan visual serupa dengan 10.000 aplikasi paling populer di Google Play Store. Algoritma tersebut kemudian kembali dengan aplikasi berpotensi bahaya sebanyak 49.608.

Dengan VirusTotal, sekitar 7.246 aplikasi ditandai sebagai aplikasi berbahaya, dan 2.040 lainnya merupakan aplikasi palsu dan aplikasi berisiko tinggi. Selain itu, lebih dari 1.565 permintaan merupakan permintaan sensitif dan 1.407 terkait dengan perpustakaan iklan pihak ketiga.

Melansir dari The Sun yang dikutip oleh Selular.id, sebenarnya pengguna Android tidak perlu berlebihan menghadapi teror malware, pasalnya jika berkaca pada Google yang sudah dibekali fitur Play Protect, seharusnya malware akan sulit untuk menyusup.

Namun pihak Google beralasan, bahwa fitur tersebut saat ini masih belum sempurna. Mereka juga berdalih jika para peretas kini semakin pandai dalam menipu AI Play Protect sehingga dapat lolos saat pemeriksaan.

Sebagai tindak lanjut atas situasi tersebut, yang dilakukan Google menarik dan menghapus aplikasi tersebut dari Play Store.

Untuk menghindarinya, google menyarankan pengguna harus berhati-hati, dan download Aplikasi dari sumber yang Terpercaya. Saat suatu aplikasi meminta hak aksesbilitas cek dahulu apakah aplikasi yang diinstal benar benar membutuhkan hak akses tersebut atau tidak.


Sumber: Selular.id

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar