Harga emas

Meski Emas Antam Turun, Kenaikan Harganya Tetap Termahal Sejak 2013

Sabtu, 22/06/2019 18:00 WIB
Harga emas Antam meskipun mengalami penurunan tetap termahal sejak September 2013. (Foto: Finroll)

Harga emas Antam meskipun mengalami penurunan tetap termahal sejak September 2013. (Foto: Finroll)

Jakarta, law-justice.co - Harga emas PT Antam akhirnya turun sebanyak Rp8.000 hari ini, Sabtu (22/6). Sehingga harganya menjadi Rp699.000 per gram dari penutupan kemarin Rp707.000 per gram. Emas yang dijual di Antam mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Dikutip dari laman resmi Logam Mulia, maka harga jual kembali emas Antam atau buyback juga turun Rp8.000 menjadi Rp628.000 per gram.

Harga dan ketersediaan emas Antam ini hanya berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Untuk harga dan ketersediaan emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Namun perlu diketahui bahwa harga emas dunia menguat tajam di pekan ini setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) membuka peluang pemangkasan suku bunga acuannya.

Harga emas termahal sejak September 2013

Seperti dikutip melalui CNBC Indonesia, tidak hanya The Fed, mayoritas bank sentral utama dunia lainnya juga berancang-ancang untuk melonggarkan kebijakan moneter, yang mengindikasikan perekonomian global sedang mengalami pelambatan.

Sikap bank sentral utama dunia tersebut membuat emas mendapat dua dorongan penguatan yang membuat sepanjang pekan ini naik 4,22% ke level US$ 1.298,65 per troy ons di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv. Logam mulia ini bahkan sempat naik ke level US$ 1.410,78 per troy ons. Posisi emas saat ini merupakan yang termahal sejak bulan September 2013.

Dorongan penguatan emas yang pertama dari The Fed membuka peluang untuk menurunkan suku bunga saat mengumumkan kebijakan moneter Kamis (20/6) lalu. Mata uang dolar AS langsung jeblok, dalam kondisi seperti itu harga emas yang berdenominasi mata uang Paman Sam akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan emas akan meningkat. 

Pasca pengumuman kebijakan The Fed, pelaku pasar memprediksi suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) pasti akan dipangkas tahun ini. Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, dimana probabilitas FFR saat ini 2,25% - 2,50% tidak ada sama sekali alias 0% di bulan Desember. 

Bank Sentral pimpinan Jerome Powell ini diprediksi akan memangkas FFR 25 basis poin menjadi 2,00% - 2,25% di bulan Juli dengan probabilitas sebesar 67,7%. Selain itu pelaku pasar juga memprediksi akan ada dua pemangkasan lagi yakni di bulan September dan Desember. 

Kemungkinan dipangkasnya FFR sebanyak tiga kali di tahun ini memberikan tekanan yang hebat ke dolar AS dan semakin memberikan keuntungan bagi emas. Turunnya suku bunga juga menyebabkan biaya penyimpanan emas akan menurun, begitu juga dengan opportunity cost saat berinvestasi di emas.

Dorongan kedua bagi emas datang dari statusnya sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi untuk jangka panjang, meski hal ini masih sering jadi perdebatan. Ketika banyak bank sentral utama dunia yang berancang-ancang melonggarkan kebijakan moneter ini berarti pasar akan banjir likuiditas, dan inflasi berpotensi meningkat. 

Pelonggaran moneter memang ditujukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan menaikkan inflasi, sehingga jika inflasi meningkat maka harga emas juga akan terkerek naik.

(Winna Wijaya\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar