Drama Sinetron Penjual Nama Kivlan Terbongkar

Minggu, 16/06/2019 15:46 WIB
Video rekaman kesaksian rekayasa ala Iwan (kiri) dan Andri (Kanan). Ist

Video rekaman kesaksian rekayasa ala Iwan (kiri) dan Andri (Kanan). Ist

Jakarta, law-justice.co - Publik kembali dikejutkan dengan adanya screenshot di akun media sosial gelas_intel terkait kasus dugaan rencana pembunuhan empat tokoh nasional oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zen. Dalam percakapan yang tersebar di media sosial ini tersangka HK alias Iwan tersangka rencana pembunuhan tersebut diduga memberikan pernyataan palsu. Akan tetapi, semua kabar tersebut masih diselidiki oleh pihak berwenang.

Tuduhan yang diarahkan kepada Mayjen (Purn) Kivlan Zen terus digulirkan Kepala Kepolisan Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian bersama Menko Polhukham Wiranto.

Konferensi pers yang digelar Mabes Polri di kantor Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Selasa (11/6/2019) lalu, kesaksian Iwan yang sebelumnya direkam menyebut Kivlan Zen orang yang dituduhkan dalam perencanaan pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan satu tokoh dari lembaga survei.

Dalam video kesaksian Iwan alias HK, Kivlan Zen disebut sebagai sosok yang memberi perintah. Publik menilai terlihat ekspresi penyesalan dan psikologis kebohongan kesaksian HK alias Iwan.

Percakapan yang tersebar di media sosial

Kendati demikian, selepas konferensi pers tersebut, tersebar di media sosial, khususnya di akun gelas_intel yang menuliskan, "ADA YANG MAU LIHAT SINETRON BARU?” Bahkan di akun itu ditulis, "Atas instruksi abang kami sudah buat bang agar rakyat percaya yang melakukan tindakan makar si Kivlan dll, untuk itu si Iwan kami bayar lebih." Lalu disambut dengan jawaban "Ok To trimakasih salam 01." Kemudian dijawab lagi, "Siap bang kami akan pantau perkembangan berikutnya," kemudian dalam tag itu dijawab mengakhiri, "jangan gegabah rakyat semakin pandai."

Ditulis dengan nama panggilan To dalam akun tersebut siapa yang dimaksud? Dan si To juga menyebut lawan panggilnya dengan sebutan abang, abang ini siapa yang dimaksud?

Di akun tersebut publik bertanya, apakah benar jeratan kasus yang menimpa seorang Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen sebuah skenario hukum?

Sebelumnya, Tonin Tachta Singarimbun salah seorang pengacara Kivlan Zen mengatakan dalam konferensi pers-nya di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019) malam. Tonin sebut pemberitaan siang tadi di televisi dan media ceta/elektronik yang menyampaikan bahwa Kivlan Zen merencanakan pembunuhan, dan lain-lain adalah kesimpulan yang dipaksakan dan tidak miliki bukti.

“Tuduhan ke Pak Kivlan berencana membunuh para tokoh, adalah hal yang tidak logis secara hukum dan bukti-buktinya pun tidak ada dan sangat lemah, apalagi belum digelar perkara oleh Kepolisian,” terang Tonin seperti dikutip dari kabar.today.co.id.

Terkait pemberitaan yang banyak beredar, Advokat Tonin, SH menduga adanya skenario berlatar belakang politik. Mari kita perhatikan pernyataan Kapolri Jendral Tito Karnavian dan Irjen Pol Moh Iqbal pada konferensi beberapa waktu lalu telah bermetamorfosa dari pembunuhan ke kepemilikan senjata api.

Pengacara Kivlan Zen, Tonin Tachta Singarimbun (Foto: Medcom)

Tonin juga menyinggung pemberitaan TV dan media cetak/elektronik Mainstream yang mengabarkan seseorang bernama Iwan menerima uang 150 juta pada Oktober 2018 untuk rencana pembunuhan tersebut, lalu dihubungkan dengan Iwan menerima 150 juta pada maret 2019 untuk kegiatan orasi dan menggerakkan 1.000 orang peserta aksi, begitu juga mengenai uang 5 juta atau 50 juta telah dimanipulasi untuk rencana pembunuhan yang alih-alih menjadi UU Darurat senjata api.

Agar bisa terungkap fakta kebenaran, advokat Tonin meminta Polri untuk segera menggelar perkara, Ia hanya ingin semua tentang kebenaran dapat terlihat jelas motif dan faktanya, dan bukan pembenaran, sehingga orang yang tidak bersalah menjadi korban politik yang disalahkan.

“Saya ingin tanya ke semua temen-temen Pers, apa sih keuntunga Pak Kivlan Zein dari kasus ini?,” tanya Tonin ke awak media.

Kembali ditegaskan oleh Tonin, bahwa Kivlan sama sekali dalam hal ini tak memiliki kepentingan apapun, beliau bukan calon Menteri dan target jabatan di kekuasaan maka hal ini jelas sangat merugikan klien kami, sehingga jelas berita rencana pembunuhan terhadap beberapa tokoh yang direncanakan oleh Kivlan Zen adalah bohong.

Saat ini, mantan Jenderal TNI AD yang telah tercatat dalam sejarah sukses melepaskan tawanan WNI di Filipina dan tersohor juga sebagai Pembela NKRI dalam menentang hidupnya PKI di Indonesia harus jalani penahanan dirinya di POM Guntur yang dimunculkan oleh sekelompok orang dengan memfitnah KIvlan Zen, dan dibentuk framing kebohongan publik (Hoaks) untuk publik membencinya.

Diusianya yang ke 73 tahun, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen membeberkan kepada Pembela Hukum (TPH) Advokat Rakyat Semesta (ARS) alasan tak masuk akal dirinya dijadikan tersangka dan ditahan.

Tonin juga menyayangkan pihaknya tidak dapat menemui HK alias Iwan, dan terkesan di halang-halangi petugas saat berkunjung ke Sel tahanan dimana HK/Iwan ditahan.

Sementara itu, salah satu pengacara Kivlan Zen, Muhammad Yuntri menyatakan cerita yang dirilis dan diramaikan media massa adalah berbanding terbalik soal pembunuhan empat pejabat negara yang dituduhkan didalangi oleh Kivlan.

Menurutnya, justru Kivlan Zen yang menjadi target pembunuhan.

“Sampai saat ini kita mau ketemu Heri Kurniawan (HK/Iwan) enggak bisa, dikhawatirkan cerita Iwan dengan yang kami terima dari Pak Kivlan itu berbeda. “ungkap Yuntri saat dihubungi, Selasa (11/6/2019).

Justru kata Yuntri, Iwan datang ke Kivlan untuk memberikan informasi bahwa ia mengatakan Kivlan akan dibunuh oleh empat orang yang kini diduga menjadi sasaran pembunuhan, yaitu Gorries Mere, Luhut Pandjaitan, Wiranto dan Budi Gunawan.

“Iwan justru datang ke Pak Kivlan mengatakan, Pak Kivlan mau dibunuh oleh empat orang itu. “paparnya.

Terpisah, beberapa waktu lalu mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo meminta semua pihak, pemerintah dan kepolisian untuk menyejukkan suasana. Gatot juga meminta persoalan itu agar dibuka secara transparan sehingga masyarakat tidak lagi disuguhkan dalam frame yang salah.

“Saya kira masyarakat menerima kok, asal dibuka dengan jelas dan apa adanya gituh. “Kata Gatot saat live di TV One.

Sumber: kabartoday.co.id

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar