Kerusakan lingkungan

Lagi, Seorang Bocah Tewas Terjerumus ke Lubang Bekas Tambang

Sabtu, 15/06/2019 17:15 WIB
Seorang bocah laki-laki kembali tewas oleh lubang bekas galian tambang pasir di Bali. (Foto: Suara Bali)

Seorang bocah laki-laki kembali tewas oleh lubang bekas galian tambang pasir di Bali. (Foto: Suara Bali)

law-justice.co - Lagi, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun meninggal tenggelam di salah satu lubang bekas galian C pasir Pantai Jumpai, Klungkung, Bali, pada Senin (10/6).

Reportase Mongabay mencatat, di pantai itu terlihat mencolok sejumlah lubang bekas tambang pasir berbaris di sisi terluar pantai. Sedikitnya 2 lubang terlihat penuh air, dan lainnya ditumbuhi rumput gajah dan eceng gondok.

Nengah Muliarta, bapak korban terlihat sangat tertekan. Ia tak siap menceritakan peristiwa memilukan itu. Anak keduanya ini dikubur Selasa (11/6) pukul empat pagi dini hari karena sedang ada upacara agama di desanya. Dalam ritual Hindu Bali disebut Nyilib, menguburkan secara diam-diam. “Saya sudah ikhlas. Saya sudah merelakan anak saya pergi,” ungkapnya.

Kegiatan penggalian galian golongan C di Bali pada tahun 2009 dilakukan oleh 11.098 pengusaha, tersebar di seluruh kabupaten/kota namun sebagian besar yaitu 91,07% yang dilakukan oleh pengusaha yang tidak memiliki izin. Usaha penggalian terbanyak terdapat di Kabupaten Gianyar dan tanpa izin. Usaha penggalian di daerah ini berupa penggalian tanah urug, tanah liat, dan batu padas.

Sebelumnya kita telah mengikuti peristiwa sebanyak tiga bocah ditemukan meninggal di lubang bekas tambang galian C di Dusun Banyubiru RT 001/RW 008, Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar, Senin (18/3).

Kejadian itu menambah panjang daftar anak-anak yang menjadi korban lubang bekas tambang. Sebab Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mencatat ada 140 orang meninggal di lubang tambang selama 2014-2018.

Lubang bekas tambang yang belum direklamasi itu telah memakan korban di 12 provinsi dengan jumlah terbanyak ada di Bangka Belitung dengan 57 orang, kemudian disusul Kalimantan Timur sebanyak 32 orang.

(Winna Wijaya\Reko Alum)

Share:




Berita Terkait

Komentar