Iran Bilang ke PM Abe Tak Ada Gunanya Jawab Pesan dari Trump

Jum'at, 14/06/2019 10:12 WIB
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (tengah) berjabat tangan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani (Foto: The Japan Times)

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (tengah) berjabat tangan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani (Foto: The Japan Times)

Iran, law-justice.co - Pemimpin tertinggi Iran mengatakan ke Shinzo Abe tidak ada gunanya menjawab pesan dari Donald Trump yang dibawa oleh Perdana Menteri Jepang itu ke Iran, selama kunjungan pembuat perdamaian dibayang-bayangi oleh serangan pada tanker-tanker di Teluk Oman, Kamis (13/6).

Serangan terhadap dua kapal tanker adalah kejadian terakhir yang meningkatkan konfrontasi antara Amerika Serikat dan Iran beberapa pekan setelah AS memperketat sanksi dan perang kata-kata.

Salah satu tanker yang di serang adalah milik Jepang dan Menteri Luar Negeri Iran mencuit di Twitter, bahwa "mencurigakan" serangan itu terjadi saat Abe mengunjungi Teheran.

Jepang merupakan pembeli utama minyak dari Iran hingga bulan lalu, ketika Washington meminta semua negara untuk menangguhkan impor minyak dari Iran atau akan menghadapi sanksi.
Abe yang telah membahas masalah Iran dengan Trump bulan lalu, menyampaikan pesan dari presiden AS, namun pemimpin Iran Ali Khamenei menampiknya.

"Saya tidak memandang Trump pantas mendapat balasan dan saya tidak mempunyai jawaban apa pun untuknya, sekarang atau pun pada masa depan," menurut Media pemerintah Iran mengutip perkataan Khamenei kepada PM Jepang.

Sekutu AS di Eropa dan Asia telah beberapa kali menyampaikan kekhawatiran akan ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran akan dapat meningkat menjadi konflik bersenjata. Abe memperingatkan pada Rabu tidak ingin terjadi bentrok di Timur Tengah, setelah pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Setahun setelah AS membatalkan kesepakatan dengan Iran dan kekuatan dunia untuk membatasi program nuklir Iran sebagai imbalan pencabutan sanksi, konfrontasi antara dua musuh bebuyutan mencapai babak baru.

Washington memberangkatkan pasukan tambahan ke kawasan dalam beberapa pekan terakhir karena menuduh Teheran mengancam kapal-kapal di sana. Iran membantah berada di balik serangan kapal-kapal dan menyebutnya bahwa kemungkinan hal itu dilakukan sebagai provokasi.

Serangan pada Kamis pada tanker "terkait Jepang" sangat mencurigakan, khususnya pada hari pertemuan antara Khamenei dan Abe, kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Twitter.

Pemerintahan Trump mengatakan kesepakatan tersebut berakhir tahun lalu, yang dirundingkan oleh pemerintahan Barack Obama, pendahulu Trump, tidak cukup kuat untuk memberikan sanksi baru yang diperlukan untuk memaksa Iran membuat konsesi lebih besar.

Iran mengatakan tidak dapat berunding dengan negara yang telah mengabaikan kesepakatan sebelumnya.

Sekutu AS di Eropa dan Asia bersama-sama Washington mencemaskan perilaku Iran namun mereka juga yakin bahwa kesepakatan yang ada saat ini adalah kesalahan, yang memandang remeh sikap pragmatis Iran, memperkuat garis keras dan membuat perundingan selanjutnya semakin sulit.

Pengalaman pahit
Kekuatan otoritas tak terbatas Iran dipegang oleh Khamenei, ulama garis keras yang menduduki kekuasaan sejak 1989 meskipun negara tersebut dalam keseharian dijalankan oleh Rouhani, seorang presiden yang pragmatis dan dua kali menang telak dengan janji akan membawa Iran ke dunia.

Khamenei mengatakan, janji dari Trump baru-baru ini untuk tidak mencari perubahan rezim di Iran "adalah bohong".

"Republik Islam Iran tidak percaya pada Amerika dan tidak akan pernah mengulang pengalaman pahit dari perundingan sebelumnya dengan Amerika dalam kerangka kerja JCPOA," kata Khamenei, menyebut singkatan dari kesepakatan nuklir.

"Tidak ada negara yang bijak dan bangga yang akan menerima perundingan di bawah tekanan."

Abe mengatakan kepada reporter di Teheran bahwa Khamenei berjanji Iran tidak berniat memburu senjata nuklir. Iran akan menjaga program nuklirnya dengan damai. Sebagaimana yang dilansir dari Antara, dalam lawatan ke Jepang bulan lalu, Trump menyambut bantuan Abe untuk kesepakatan dengan Iran.

Bulan lalu Washington mencabut sanksi yang mengizinkan negara-negara termasuk Jepang untuk membeli minyak mentah dari Iran. Dalam langkah terbaru itu, obligasi pemerintah Amerika serikat melarang perusahaan-perusahaan pada Jumat untuk menjalin usaha dengan Iran, kelompok petrokimia terbesar dengan menyebut hubungannya dengan Pengawal Revolusi.

"Presiden AS setelah pertemuan dengan Anda membahas Iran menerapkan sanksi terhadap sektor petrokimia Iran. Apakah ini pesan kejujuran? Apakah ini menunjukkan bahwa dia berunding dengan jujur?" kata Khamenei kepada Abe.

"Jepang adalah negara penting di Asia dan jika ingin meningkatkan hubungan dengan Iran, harus menunjukkan pendirian yang teguh, seperti negara-negara lain," kata Khamenei.

(Rois Haqiqi\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar