Tengku Zulkifli Usman, Pengamat Politik

Pak SBY, Tidak Usah Ngurusin Prabowo ya...

Senin, 03/06/2019 05:01 WIB
Pengamat Politik, Tengku Zulkifli Usman (Foto: Mafazah)

Pengamat Politik, Tengku Zulkifli Usman (Foto: Mafazah)

Jakarta, law-justice.co - SBY tidak perlu meminta Prabowo dan Jokowi bertemu, SBY jangan belagak bijak tapi salah konteks. Apa kepentingan Prabowo-Jokowi bertemu? Sama sekali tak ada. Untuk pencitraan? Untuk basa basi? Apa kepentingan Prabowo-Jokowi ketemu? Mendamaikan rakyat? Mayoritas pendukung 02 tidak mau berdamai dengan penjahat dan raja culas. Buat apa bapak repot-repot? Dalam politik, tidak ada dosanya juga kalau Prabowo menolak ketemu Jokowi sampai akhir hayat, jangankan hanya sekedar lima tahun.

SBY jangan mengambil untung diatas kerugian bangsa INdonesia, menerima kekalahan beda dengan menerima kecurangan dan kepalsuan. Jangan dicampur aduk. Tidak bertemu Jokowi tidak bermakna Prabowo tidak ksatria, justru Prabowo memberikan pelajaran konsistensi melawan kezholiman. SBY jangan ceramahin Prabowo soal ini.

Sebagai tokoh bangsa, seharusnya SBY mengambil sikap tegas kepada pihak yang curang dan membela kepentingan negara bukan menyusupkan agenda pribadi dan keluarga dalam kisruh bangsa ini. SBY seharusnya mengambil posisi yang jelas. Tidak abu abu bahkan terkesan sikap pro Jokowi dan memanfaatkan kemenangan Jokowi versi survei dan KPU untuk menyusupkan agenda pribadi.

SBY tidak perlu memberikan kuliah demokrasi kepada Prabowo, karena semua langkah Prabowo selama ini konstitusional, yang butuh kuliah demokrasi itu Jokowi dan kawan-kawan. Mereka yang buta dan tuli demokrasi.

SBY harusnya menegur Wiranto, Luhut, Tito, Moeldoko, Hendro dan kawan-kawan yang kurang menghargai hak rakyat dalam konteks demokrasi. Bukan malah sibuk meminta Prabowo-Jokowi untuk ishlah. Buat apa?

SBY harusnya mengkuliahi mereka-mereka yang saat ini merusak bangsa Indonesia, mulai dari partai penguasa sampai penguasa sebenarnya yakni Megawati. SBY kenapa nggak berani. SBY beraninya hanya ceramahin 02. Kalau ke 01 SBY penakut, apa karena takut dosa masa lalunya dibongkar para senior?

SBY dulu juga gak berhasil ketemu sama Megawati selama 10 tahun, padahal anda dulu menang dengan tidak curang, jadi harap maklum kalau Prabowo  tak mau menemui si raja curang. Logikanya gimana sih pak?

SBY kalau mau dikenang sebagai negarawan, maka anda harus lebih pro rakyat, apalagi anda mantan presiden dua periode. Harusnya rakyat yang ada dibangun dari tidurnya Pak, bukan karir anakmu untuk 2024. Naif itu namanya.

Sebagai negarawan yang pernah memimpin negara ini 10 tahun, sangat menggelikan kalau cita-cita bapak hanya mau mewariskan tahta ke AHY agar trah Cikeas tetap eksis. Itu receh amat pak yang anda lakukan.

Ditengah ketidakpastian hukum, politik, pelanggaran HAM dan seterusnya. Harusnya seorang SBY tampil sebagai pahlawan yang melawan kebatilan rezim, bukan malah abu-abu di depan ketidakbecusan Jokowi cs.

SBY harus cerdas dan harus konsisten, mana nilai demokrasi yang dulu anda koar-koar di media selama 10tahun? Kemana sisanya? Kenapa anda diam melihat semua itu dirusak oleh penerus anda yakni Jokowi? Apakah bapak juga punya skandal yang bapak takut itu dibongkar lawan anda lagi?

Come on pak SBY. Negarawan bukan hanya dibibir, bukan hanya di layar kaca, bukan hanya di media. Negarawan itu sikap dan aksi nyata, apapun resikonya, Terlalu kerdil mental seorang SBY kalau selalu cari aman dan bermuka dua.

Ayo pak Beye, jangan hanya mikirin diri, partai, keluarga dan eksistensi politik anda. Berdirilah dengan posisi yang benar, kalau anda benar rakyat akan mendukung putra anda tanpa anda kampanyekan, tapi sekarang yang anda lakukan malah sebaliknya.

Karir AHY akan aman-aman saja kalau anda bersikap fair dan menunjukkan kenegarawanan anda membela rakyat dan melawan rezim jahat. Sebaliknya rakyat akan menenggelamkan anda dan semua trah Cikeas kalau anda hanya bersandiwara didepan rakyat, padahal sejatinya anda, nama baik anda, partai anda, keturanan anda mengambil untung atas kerusakan bangsa ini saat ini.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar