Sultan Diminta Rektor di Yogya Damaikan Kubu Jokowi-Prabowo

Minggu, 02/06/2019 07:30 WIB
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto: Medcom)

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto: Medcom)

[INTRO]

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X diminta oleh sejumlah rektor dari Univeristas di Daerah Istimewa Yogyakarta agar mendamaikan kubu Prabowo an Jokowi yang masih bermusuhan usai Pilpres 2019. Para rektor ini yakin, Sri Sultan menajdi sosok yang pas untuk meredam terus panasnya tensi politik di Indonesia.

"Saya berharap dari Yogya ini bisa mendorong untuk rekonsiliasi nasional. Saya melihat tokoh, Pak Sultan atau Gubernur DIY ini tokoh nasional yang bisa mendamaikan dua kubu itu," ujar Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa seperti dikutip dari detikcom.

Hal itu disampaikan Sutrisna dalam seminar memperingati hari lahir Pancasila bertema `rekonsiliasi kehidupan berbangsa dan bernegara` di Gedung Saifuddin Zuhri Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (1/6/2019).

Turut hadir dalam seminar sejumlah rektor di DIY. Di antaranya Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi, Rektor UGM Panut Mulyono, Rektor UPN Veteran Yogyakarta Mohammad Irhas Effendi, Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso, dan Rektor UII Fathul Wahid.

Sutrisna menerangkan, Sultan HB X merupakan sosok yang tepat untuk merangkul kedua kubu baik kubu capres petahana Joko Widodo (Jokowi) maupun kubu capres Prabowo. Sebab, Sultan adalah tokoh nasional yang tak memiliki kepentingan di Pilpres.

"Kenapa? Karena (Sultan HB X) tidak punya kepentingan. Tapi kalau yang memanggil (untuk rekonsiliasi) itu adalah tokoh nasional di 01 atau 02 itu sangat sulit. Sehingga perlu (ada inisiatif), saya kira tokoh daerah seperti Sultan HB X," paparnya.

Pandangan serupa disampaikan Rektor UNU Yogyakarta, Purwo Santoso. Menurutnya sangat mungkin Sultan mendamaikan kedua kubu yang bertarung di Pilpres. Apalagi Sultan adalah tokoh nasional yang dihormati kedua kubu.

"Hanya harus dijaga, beliau (mendamaikan kedua kubu) sebagai Sultan (Keraton Yogyakarta) bukan sebagai Gubernur DIY. Karena kalau sebagai gubernur kan dicurigai sebagai anak buahnya, kepanjangan tangannya Pak Jokowi," tuturnya.

Sementara Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yudian Wahyudi, mengatakan rekonsiliasi nasional pascaPemilu memang perlu segera dilakukan untuk meredam konflik di akar rumput. Oleh karenanya ia mengajak para elite politik untuk mengambil peran.

"Bahwa para elite mohon lah dipahami. Ini (Pilpres) hanya proses mengganti pejabat presiden dan wakil presiden, bukan soal (hidup) matinya bangsa Indonesia atau Republik ini," tegasnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar