TKN Jokowi Waspadai Gerakan People Power Prabowo

Sabtu, 20/04/2019 11:13 WIB
Ilustrasi (123RF)

Ilustrasi (123RF)

[INTRO]
Upaya kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berulang kali melakukan deklarasi kemenangan dinilai sangat berbahaya. Dengan menggunakan hasil hitung cepat dari tim internal Prabowo-Sandi sendiri tanpa menghiraukan lembaga survei lainnya yang memenangkan kubu Paslon 01 akan berdampak lanjutan.
 
Diduga, upaya tersebut akan melahirkan gerakan massa (people power) untuk mendelegitimasi hasil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara negara.
 
‎"Kubu 02 jelas melakukan manuver berbahaya. Upaya delegitimasi pemilu diikuti seruan people power akan membawa negara ini ke jurang perpecahan," kata Juru Bicara TKN Jokowi-Ma`ruf Amin,TB Ace Hasan Syadzily seperti dilansir okezone di Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
 
Ace menjelaskan ada dua modus yang‎ sedang dibangun Prabowo lewat tiga kali deklarasi kemenangan. Modus pertama yakni, menjalankan strategi firehose of falsehood dengan menanamkan keyakinan di pengikutnya bahwa Prabowo-Sandiaga Uno sudah memenangkan Pilpres 2019.
 
"Dengan strategi deklarasi berulang-ulang itu pendukung disajikan realitas semu bahwa kubu 02 sudah menang dan informasi di luar itu adalah sesat dan direkayasa. Termasuk dilarang menonton TV yang memutar hasil quick count," tuturnya.
 
Dengan cara itu lanjut Ace, para pendukung seperti "disihir" untuk percaya satu sumber yakni: survei internal, exit poll internal dan real count internal. "Walaupun sumber informasinya adalah konstruksi dan tidak pernah teruji kebenarannya," kata dia.
 
Ace menjelaskan, tujuan utama Prabowo tiga kali mendeklarasikan kemenangan diduga kuat untuk menggalang sentimen pendukungnya agar bisa melanjutkan aksi berikutnya yakni gerakan people power.
 
"Tujuan utamanya adalah menggalang sentimen pendukung agar bisa disiapkan untuk aksi berikutnya. Bisa jadi rangkaian dari skenario kubu 02 yang selama ini tokoh-tokohnya sudah bicara soal people power. Ini jelas manuver yang berbahaya," ujarnya.
 
Prabowo Subianto sudah tiga kali melakukan deklarasi untuk mengklaim kemenangan pasca-Pilpres 2019. Pertama kali Prabowo melakukannya tanpa Sandi setelah mengantongi suara 52,2 persen hasil dari exit poll dan hitung cepat oleh tim internalnya pada 17 April 2019.
 
Kedua, Prabowo kembali mengklaim sebagai pemenangnya di Pilpres 2019 karena telah mendapat suara 62 persen hasil penghitungan sementara pihak internalnya. Tanpa didampingi Sandiaga Uno, Prabowo mendeklarasikan sebagai Presiden RI yang kemudian melakukan sujud syukur.
 
Terakhir, Prabowo bersama pasangannya, Sandiaga Uno resmi mendeklarasikan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 berdasarkan perhitungan cepat dari 62 persen real count yang telah direkapitulasi.

(Nikolaus Tolen\Reko Alum)

Share:




Berita Terkait

Komentar