Ini Penjelasan Kenapa Hanura Keok di Pemilu 2019

Jum'at, 19/04/2019 08:42 WIB
Pendiri Partai HANURA, Wiranto (Foto: Media Indonesia)

Pendiri Partai HANURA, Wiranto (Foto: Media Indonesia)

Jakarta, law-justice.co - Ini penjelasan kenapa Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menjadi satu-satunya partai politik (parpol) lama yang diprediksi tidak lolos parliamentary threshold (PT).

Peluang itu diperkuat dengan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei dimana partai yang diketuai Oesman Sapta Odang itu berada dikisaran 1%. Hal ini berbanding terbalik dengan capaian partai Hanura di 2014 yang mampu suara sebesar meraih 5,26%.

Lalu apa yang membuat Hanura “Babak Belur“ di 2019? Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhatadi mengatakan persoalan internal yang terjadi di dalam partai menjadi salah satu indikator yang menurunkan suara Hanura.

“Dibandingkan 2014, persiapan Hanura kali ini tidak sematang dulu. Ada banyak caleg incumbent Hanura mengundurkan diri dan pindah ke partai lain. Ada sebagian pindah ke Nasdem dan PAN. Dan itu jumlahnya tidak sedikit bahkan lebih dari 50%,” kata Burhanudin di Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Seperti diketahui hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk sementara unggul atas partai politik lain. Misalnya Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan partai berlambang banteng moncong putih tersebut memperoleh 20,05% suara. Jumlah ini jauh mengungguli Partai Gerindra dan Partai Golkar di posisi kedua dan ketiga dengan perolahan 12,43% serta 12,41%.

Sebagaimana yang dilansir dari WartaEkonomi, perolehan suara dari PKB 10,09%, NasDem 8,2%, PKS 7,89%, Demokrat 6,62%, PAN 6,09%, dan PPP 4,35%. Sementara dijajaran partai baru Perindo dengan kisaran 2,99% , Partai Berkarya 2,45%, PSI 2,35%, Garuda 1,04%, PBB 0,82%, dan PKPI 0,4%.

(Rois Haqiqi\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar