Tim BPN Prabowo Serukan Kawal Hasil Proses Penghitungan Suara

Kwik Kian Gie: Belum Final, Kumpulkan Bukti dan Jangan Termakan TV

Rabu, 17/04/2019 18:17 WIB
Kwik Kian Gie (Foto: Kumparan)

Kwik Kian Gie (Foto: Kumparan)

Jakarta, law-justice.co - "Saran saya jangan dulu nonton tv karena hampir semua tv memframing hasil yang bertolak belakang dengan yang sebenarnya terjadi di Tps.  Tunggu keluar hasil resmi,  jangan termakan tv,  kumpulkan bukti-bukti semua form di TPS  kita sedang mencocokan dari tps-tps setiap daerah," ujar Kwik Kian Gie, ekonom mantan Menteri Ekonomi di era Presiden Megawati kepada pers di Jakarta, Rabu (17/4).

Kwik mengingatkan hasil resmi KPU adalah yang menjadi acuan dan jika ada kecurangan maka bawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Karena itu waktunya bagi pendukung 02 dan saksi-saksi untuk bekerja mencermati dan mengawal sampai perhitungan suara final mulai dari TPS sampai ke KPU Pusat, tambahnya.

Lembaga survey asing (Highcharts.com) dan pengamat sejumlah negara sudah merilis hasil yang berbeda dengan hasil survei di media Indonesia. We congratulate you on the victory of Pak @prabowo ... We look forward to your appointment, if it does not match the results of the data in the field we will help you at the international table..(Lihat Tweet @WantedPol151: https://t.co/aAXCoKRiKz). Pernyataan ini jelas berbeda Jauh dengan hasil Quick Count lembaga survei dan media tv yang memang sengaja menggiring opini publik untuk langsung memenangkan 01.

Sedangkan hanya hasil hitung cepat internal BPN Prabowo dan lembaga Indikator yang menyebutkan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi unggul atas pasangan nomor urut 01, Joko Widodo dan Maruf Amin. Perhitungan yang dikutip pukul 17.13 Wib ini pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno unggul dengan perolehan suara mencapai 54,68 persen sedangkan pasangan nomor urut satu Joko Widodo dan Maruf Amin meraih prosentase 45,32 persen suara.

Mencurigakan

Sebagai contoh seperti saat ini suara survei masih ada 30 persen suara yang belum masuk, harusnya semakin besar jumlah suara yang masuk maka selisih suara semakin kecil. Makanya aneh kalau laju angkanya linier. Sebab dalam matematika random, seharusnya setiap ada tambahan suara masuk, lompatan selisih bisa sangat volatif. Sebab tidak ada dalam rumus matematika, proses selisih linier begini dalam random pattern, lanjutnya.

Karena ada daerah yang Prabowo menang, ada daerah yang Jokowi menang. Misalkan suara masuk skrg 70% dan selisih 54 vs 46. Kalau nambah suara masuk 5% dari kantong suara Prabowo. Seharusnya selisih bisa jadi jadi 51 vs 49. Lalu ketika suara masuk nambah 5% lagi dari kantong suara Jokowi, seharusnya bisa tjadi 56 vs 49

Simulasinya begini; Suara masuk 100 juta, Jokowi 55 juta (55%) dan Prabowo 45 juta (45%). Maka penambahan suara masuk 5 juta; Jokowi 1 juta dan Prabowo 4 juta. Posisi terkini suara masuk 105 juta; Jokowi 56 juta (53%) dan Prabowo 49 juta (47%). Lompatannya bisa segitu sekali suara masuk bergantung pada kantong suara siapa yang masuk. Sedangkan hasil di Quick Count tampak suara masuk dan perubahan suaranya terlalu linier, seperti sudah disetting dan jadi mencurigakan.

Info yang beredar di wa grup wartawan dan pekerja survei, memberi info bahwa angka-angka survei dan quick count itu sudah di setting sejak tadi malam. Berikut kutipan info chatingannya;
[17/4 16:24] ‪+62 812-1523-613‬: Kasus Curang ini bisa Masuk ke MK.mas
settingan ini sengaja krna mereka tahu kalo kalah. Jd pakai quick count utk klaim kemenangan
jd nanti jika prabowo teriak2 menunggu hasil sampai akhir.. akan di cap sbg tdk menerima kenyataan 
[17/4 16:24] ‪+62 812-1523-613‬: Mereka sengaja memaenkan emosi kita... makanya harus tetap kawal C1! 
[17/4 16:24] ‪+62 812-1523-613‬: Bener brother. Tdi sempet keliput seorg reporter media TV blg bhw angka quick count sbenarnya dibalik.
[17/4 16:24] ‪+62 812-1523-613‬: Dr sini kita makin paham bhwa media mmg sengaja menggiring opini dan memanipulasi hasil sebenarnya

Atas dasar berbagai fakta di atas maka tim relawan dan BPN Prabowo Sandi mewaspadai akan dijadikannya hasil quick count sebagai dasar legitimasi penentuan pemenang pilpres. Skenarionya sebagai berikut : 
1. Lembaga- lembaga survey dan media yang memang faktanya menjadi tim sukses 01, akan terus menyiarkan hasil survei mereka dengan kemenangan pada 01. 
2. Legitimasi hasil survei akan diperkuat oleh pendapat dari para ahli yang telah diseting utk mendukung akurasi hasil survei yang memenangkan 01.
3. Pemberitaan terus menerus hasil survei yang didukung pendapat para pakar akan membentuk opini masyarakat bahwa 01 sebagai pemenang sebelum real count diumumkan KPU.
4. Hasil survey ini juga diharapkan akan memicu kemarahan pendukung 02, sehingga terjadi kerusuhan. 
5. Kerusuhan akan membuat fokus masyarakat teralihkan kepada kerusuhan bukan lagi kepada hasil pilpres. 
6. Dengan perhatian masyarakat yang teralihkan ke kerusuhan, maka para penyusup di KPU akan lebih tenang dalam menyusun hasil real count yang tentunya akan disesuaikan dengan hasil quick count dari lembaga-lembaga survey yang memenangkan 01.

 

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar