Berusia 55 Tahun, Kemiskinan Provinsi Sulteng masih Memprihatinkan
Peta Provinsi Sulawesi Tengah (Foto: Kitanesia)
Palu, law-justice.co - Pada Sabtu, 13 April 2019, Provinsi Sulawesi Tengah yang berpenduduk sekitar 3,2 juta jiwa dan tersebar di 13 kabupaten/kota palu merayakan Hari Ulang Tahun yang ke-55.
Tanggal 13 April diambil sebagai peringatan hari berdirinya provinsi ini karena pada tanggal yang sama tahun 1964, berlangsung serah terima Daerah Keresidenan Sulawesi Tengah yang terpisah dari Sulawesi Utara berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.36 tanggal 13 Pebruari 1964.Baca juga : Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Palu
Pertumbuhan ekonomi Salah satu kebanggaan besar bagi daerah ini adalah pertumbuhan ekonomi yang mengesankan sejak sekitar 10 tahun terakhir, terutama ketika industri pertambangan minyak, gas, nikel dan perkebunan sawit tumbuh subur pada dekade 2010-2020 ini. Bahkan pada 2015-2017 pertumbuhan ekonomi berada di atas angka 10 persen (dua digit).Bahkan setelah daerah ini dilanda bencana dahsyat, khususnya di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong dengan kerugian material ditaksir sekitar Rp40 triliun, pertumbuhan ekonomi daerah ini pada 2018 masih cukup signifikan yakni 6,3 persen, di atas angka rata-rata nasional 5,4 persen."Memang terjadi pelambatan pertumbuhan pada 2018 dibanding 2017 yang tercatat 7,10 persen akibat bencana alam di empat kabupaten/kota namun tahun 2019, namun optimisme tetap tinggi. Bahkan pada Triwulan I, 2019 ini, pertumbuhan ekonomi optimistis mencapai 6,7 persen," kata Miyono, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulteng.Membaiknya perekonomian Sulteng setelah bencana 2018 disebabkan sejumlah faktor antara lain perbaikan sektor konsumsi rumah tangga selama proses pemulihan dan rekonstruksi yang semakin masif serta pengembangan pabrik pengolahan baru pertambangan migas dan nikel di beberapa kabupaten.Terkait investasi tersebut, Gubernur Longki Djanggola telah mewanti-wanti seluruh jajarannya untuk terus mengatasi berbagai kendala investasi mulai dari pelayanan perizinan sampai pada peningkatan infrastruktur seperti jalan raya, pelabuhan, listrik, air dan telekomunikasi."Kita tahun 2019 ini telah menargetkan investasi baru sebesar Rp20,080 triliun. Nah, di Kota Palu saja, listriknya masih sering padam. Bagaimana investor mau aman dan nyaman dalam berinvestasi jika listrik tidak mendukung. Begitu pula prasarana jalan dan pelabuhan," ujar Longki saat membuka forum investasi daerah di Palu, Selasa (9/4)Kalau menyangkut kemudahan berinvestasi, Gubernur menjamin pemerintah baik, provinsi dan kabupaten/kota di Sulteng dipastikan tidak akan mempersulit sepanjang semuanya melalui prosedur investasi yang benar.Sebagaimana yang dilansir dari Antara, ia yakin target investasi 2019 tercapai, karena pada 2018, meski sejumlah wilayah di Sulteng dilanda bencana alam besar, namun realisasi investasi masih lebih tinggi dibanding 2017 yang tercatat Rp20 triliun.
Share:
Tags:
Komentar