KPK Dalami Tahap Pengadaan Barang dan Jasa di Krakatau Steel

Minggu, 24/03/2019 07:33 WIB
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang (Foto: Jarrak.id)

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang (Foto: Jarrak.id)

Jakarta, law-justice.co - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami proses pengadaan barang dan peralatan pada Direktorat Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel yang terindikasi adanya tindak pidana korupsi suap.

Untuk diketahui pada 2019, Direktorat Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel merencanakan kebutuhan barang dan peralatan masing-masing bernilai Rp24 miliar dan Rp2,4 miliar.

"Proses-prosesnya itu kami mau dalami dulu kan biasanya proses pengadaan itu ada tahapannya kan nanti lihat dulu," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di gedung KPK, Jakarta, Sabtu (23/3).

Adapun, kata Saut, pengadaan barang dan peralatan itu berupa kontainer dan boiler atau ketel uap.

KPK total telah menetapkan empat tersangka kasus suap itu, yaikni diduga sebagai penerima Direktur Teknologi dan Produksi PT Krakatau Steel Wisnu Kuncoro (WNU) dan Alexander Muskitta (AMU) dari unsur swasta.

Sedangkan diduga sebagai pemberi, yaitu Kenneth Sutarja (KSU) dan Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro (KET). Keduanya dari pihak swasta.

KPK juga menjelaskan konstruksi perkara yang menjerat empat tersangka tersebut.

"AMU diduga menawarkan beberapa rekanan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut kepada WNU dan disetujui," ucap Saut.

Pekerjaan yang dimaksud itu adalah perencanaan kebutuhan barang dan peralatan masing-masing bernilai Rp24 miliar dan Rp2,4 miliar.

Selanjutnya, kata Saut, Alexander Muskitta menyepakati "commitment fee" dengan rekanan yang disetujui untuk ditunjuk, yakni PT Grand Kartech (GK) dan Group Tjokro (GT) senilai 10 persen dari nilai kontrak.

"AMU diduga bertindak mawakili dan atas nama WNU sebagai Direktur Teknologi dan Produksi PT KS," tuturnya.

Kemudian, Alexander Muskitta meminta Rp50 juta kepada Kenneth Sutarja dari PT Grand Kartech dan Rp100 juta kepada Kurniawan Eddy Tjokro dari PT Grand Kartech.

"Tanggal 20 Marat 2019, AMU menerima cek Rp50 juta dari KET kemudian disetorkan ke rekening AMU," ungkap Saut.

Sebagaimana yang dilansir dari Antara, Alexander Muskitta juga menerima uang 4 ribu dolar AS dan Rp45 juta di sebuah kedai kopi di Jakarta Selatan dari Kenneth Sutarja. Uang tersebut kemudian disetorkan ke rekening Alexander Muskitta.

"Tanggal 22 Maret 2019, Rp20 juta diserahkan oleh AMU ke WNU di kedai kopi di daerah Bintaro," kata Saut.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar