‘Orang Besar’ di Balik Mafia Beras Gagal Halangi Amran
Sabtu, 05/07/2025 14:43 WIB
law-justice.co -
Mafia beras ternyata masih terus berulah. Kelompok mafia beras kembali beraksi dengan mencampur beras subsidi dan bahkan melontarkan ancaman kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Mereka merasa terpojok ketika Amran mengungkap praktik kotor yang sudah berlangsung bertahun-tahun. ‘Orang Besar’ di Balik Mafia Beras Gagal Halangi Amran.
Meski diintimidasi, Amran tak gentar. Ia bertekad melawan hingga tuntas, demi melindungi masyarakat dan menjaga ketahanan pangan nasional. Walau sempat diimbau untuk berhati-hati karena “orang-orang besar” diduga berada di balik operasi gelap ini, Menteri Amran justru makin mantap menjalankan instruksi Presiden Prabowo Subianto: memberantas mafia pangan sampai akar-akarnya.
Mentan mengaku tidak gentar dan akan terus melawan praktik curang yang merugikan masyarakat dan mengancam ketahanan pangan nasional secara serius.
"Saya bilang ini perintah Bapak Presiden untuk selesaikan yang korupsi dan mafia diberesin. Saya bilang, siap Bapak Presiden, akhirnya kami tindak lanjuti,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Ia menegaskan tak gentar hadapi intimidasi saat bongkar kecurangan beras dan meski diserang pihak tertentu, tetap siap berjuang demi keadilan, petani, harga wajar, dan ketahanan pangan nasional.
"Kami tidak peduli yang penting kami di posisi membela rakyat Indonesia, membela petani Indonesia, membela yang ada di level bawah. Kami siap segala risiko, kami siap tanggung," kata dia.
Diberitakan :
Satgas Panggil 212 Produsen Merek Beras Nakal, Mentan: Harus Ditindak Mafia-mafia Sektor Pangan!
Amran menyatakan tekadnya membela petani, penyuluh, serta masyarakat kecil tanpa takut terhadap risiko yang dihadapi karena semua langkahnya didedikasikan sepenuhnya untuk Merah Putih dan bangsa Indonesia.
"Tidak boleh kita biarkan, aku tahu ini risikonya besar, kami mulai diserang. Tidak masalah, jiwa ragaku untuk Merah Putih, kami siap untuk Merah Putih," ujarnya.
Ia menceritakan pengalaman masa kecil saat terpaksa makan beras dicampur pisang karena harga beras mahal, dan tak ingin kondisi serupa kembali dialami rakyat Indonesia saat ini.
"Kami pernah makan beras dicampur dengan pisang. Karena beras mahal pada saat itu. Kami pernah merasakan kami tidak ingin terulang hal yang tidak baik untuk saudara-saudara kita seluruh Indonesia," tegasnya.
Ia menyebut Presiden telah memerintahkan untuk segera membenahi regulasi, memberantas mafia serta koruptor, dan memberikan kemudahan bagi petani.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian bersama Bapanas, Satgas Pangan, Kepolisian hingga Kejaksaan melakukan investigasi kasus kecurangan beras komersial dilakukan setelah adanya anomali soal beras.
Padahal produksi padi saat ini sedang tinggi secara nasional, bahkan tertinggi dalam 57 tahun terakhir dengan stok hingga saat ini mencapai 4,2 juta ton.
Mentan juga mengungkapkan mimpi besar menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, dilanjutkan dengan hilirisasi sektor hortikultura dan perkebunan demi masa depan pertanian yang lebih mandiri.
Komentar